Rabu, 26 Februari 2014

Kencing Darah pada Kucing

mereka rukun di pagi yang ribet
Dodo (9y), Erdi (4y), Ecio (5m)
Pengalaman merawat kucing yang sakit hingga sembuh bisa dikatakan modal dasar merawat anak sakit. Kucing-kucing sudah hadir dalam kehidupan saya jauh sebelum menikah. Pun ketika menikah, si Dodo menjadi pusat perhatian dan kasih sayang. Dua tahun menjadi satu-satunya kesayangan tidak lantas menjadikan Dodo dalam kondisi prima.

Dodo mengalami masalah di saluran kencing-nya setelah pemberian sebuah merk vitamin. Kebodohan jaman dulu. Percaya begitu saja pada salah seorang penjual di pasar burung. Waktu itu saya membeli eceran sehingga tidak bisa membaca informasi pada kemasan. Memang rambut-rambut Dodo terlihat bagus, tebal dan panjang.

Vi-sorbits. Begitu merk vitamin yang diberikan kepada Dodo. Ternyata itu adalah vitamin untuk anjing. Apa yang terjadi setelah mengonsumsi agak lama? Dodo mengalami kesulitan kencing. Terbentuk kristal-kristal kaasium di saluran kencingnya. Selama beberapa hari baki toilet dalam kondisi kering. Saya mulai curiga. Tetapi tidak tahu harus mencari informasi kepada siapa.

Hingga akhirnya mulai terlihat semburat merah di baki toilet Dodo. Saya dan suami waktu itu masih awam. Tidak ada bayangan apa masalah dan nama penyakitnya. Beberapa hari kemudian Dodo menunjukkan gelagat aneh. Dodo mulai nakal. Kencing sembarangan, tidak lagi di baki toilet. Setiap mau kencing selalu menggaruk-garuk lantai. Terlihat bingung dan sedikit panik.

Nyatanya warna merah di antara urine Dodo semakin sempurna. Buru-buru kami membawanya ke dokter hewan langganan. Omelan dahsyat kami dapatkan,, bahwa kita tidak boleh percaya begitu saja kepada yang bukan ahlinya. Omelan dahsyat tersebut membuat kuping panas. Terjadi dari kedatangan, pemeriksaan, hingga saat dokter menuliskan resep.

Untungnya kondisi Dodo tidak parah. Benjolan yang teraba di perut dekat alat kelamin tidak terlalu besar sehingga belum perlu dikateter. Batu ginjal yang menyebabkan kencing darah sering dialami oleh kucing jantan dan jarang dialami oleh kucing betina. Untuk menghidari batu ginjal adalah dengan memberikan pakan yang tepat dan juga menjaga volume minum. Karena belum fatal dan cepat terdeteksi maka pengobatan Dodo tidak membutuhkan waktu lama. Vi-sorbits jelas harus dihentikan.

Pencegahan berulangnya kencing darah dilakukan dengan cara mencampur atau mengganti merk pakan. Saran dari dokter hewan setelah memeriksa Dodo selain menghentikan vi-sorbits adalah mencampur pakan dengan Royal Canin Neutered Young Male (RC). Seketika itu kami membeli RC. Mulanya mencampur 1:1. Tidak ada yang instan, tidak langsung sembuh. Dodo masih kesulitan kencing. Tetapi konsumsi minumnya bertambah.

Sedikit-sedikit minum. Sekali minum bisa bermenit-menit. Perlahan-lahan kencing Dodo mulai lancar. Harga RC cukup menguras kantong. Karenanya kami menghentikan pembelian RC ketika Dodo sudah sehat. Tidak ada darah dalam urine. Ternyata kencing darah Dodo kembali kambuh. Apa yang kami hadapi ketika kembali memeriksakan Dodo ke dokter hewan?

Omelan maha dahsyat! Pakai ancaman pula. Dokter hewan tidak mau lagi merawat Dodo (mengkateter) kalau sampai kambuh untuk ketiga kalinya. Menurut pengalaman dokter hewan kami, kucing yang sudah dikateter akan sulit sembuh. Kematian sudah jelas di depan mata. Hanya masalah waktu saja. Air mata menitik. Gundaaaaaah gulana....

Semenjak itu, pembelian RC tetap dilakukan meski menguras kantong. Secara bertahap perbandingan pakan dan RC diubah. Yang awalnya 1:1 diubah menjadi 1:2, 1:3 dst. Setelah kondisi Dodo stabil dan sehat betul, pakan hanya dicampur dengan 20 butir RC. Semakin lama jumlah RC diturunkan menjadi 5 butir saja. Sampai akhirnya Dodo terbiasa minum dalam jumlah banyak.

Karena minum yang banyak itulah (hampir 6 tahun berselang) kencing darahnya Dodo belum kambuh lagi. Jangan sampai terulang lagi lah ya... Pasti sedih sekali rasanya. Sekarang usia Dodo hampir 9 tahun. Dulu ia lahir dengan ukuran tak lebih besar dari telapak tangan saya. Kalau dikonversi ke usia manusia (hitung di sini), kira-kira usia Dodo 53 tahun loh. Cukup tua kan?! Geraknya tak selincah dulu. Tulangnya semakin rapuh tetapi masih suka main bola...

Yang menarik adalah cara Dodo meminta air minum. Kami yang sedang sibuk dengan bayi baru tentu tidak terlalu memperhatikan Dodo, sering terlambat memberi makan dan lupa mengisi wadah air minum. Dodo sadar diri, ketika air minumnya habis, ia selalu memukul-mukul mangkuknya. Menimbulkan suara yang sangat berisik. Terkadang juga mendorong mangkuknya sampai ke pinggir pintu pembatas. Ketika saya datang, matanya membulat penuh sambil berbunyi "meeeoooowwww"...

Teruslah bersama kami Dodo sayang...
Jadilah bagian dalam tumbuh kembang Erdi dan Ecio...

Rabu, 12 Februari 2014

The Lego Movie: Pesan Moral

Kali pertama kami menyempatkan diri menonton bioskop setelah bertahun-tahun absen adalah menikmati Comic 8. Agak egois sih karena memaksa E-boy dan E-baby ikut serta. Plus mengajak neneknya anak-anak supaya ada yang mengajak anak-anak keluar saat mereka rewel. Comic 8 ini film buat remaja. Cukup bagus (juga lucu) bila disandingkan dengan film-film dalam negri lainnya.

Saat membeli tiket, kami melihat poster The Lego Movie dengan tulisan coming soon. E-boy tampak berbinar-binar ingin menonton film tersebut. Suami sudah pesimis aja. Katanya itu hanya iklan dan belum tentu diputar. Duuh... Akhirnya saya buat status di fb. Eh teman saya yang bekerja di bioskop segera memberi komen. Menginformasikan kalau film ini sudah diputar di Mandala.

asyik makan popcorn sebelum film diputar

lampu di gedung bioskop sudah dimatikan, AC sangat dingin

Segera saja saya membuat jadwal. Dalam satu hari, beberapa tujuan terlaksana dan kali ini tidak mengajak neneknya anak-anak. Kok ya kebetulan kami memang harus ke Malang Plaza untuk servis hp suami yang tidak bisa di-charge (gara-gara E-boy main bad piggies tanpa henti). Kembali ke The Lego Movie, menit-menit pertama merupakan kesulitan buat saya untuk mengikuti jalan ceritanya. Sssst saya sertakan juga hasil rancang lego-nya E-boy yaa...

A. tong sampah (dua buah), B. tembak (dua buah), C. skating park, D. jendela kaca, E. area nahkoda, F. atap anti bocor

Begitu monoton dan "kanak-kanak" sekali. Namun, seiring berjalannya film, fokus saya terkunci. E-boy suka sekali. Tampak serius menikmati jalan ceritanya. Kelemahan saya ini adalah tidak bisa melihat detil film. Visual maupun audio. Jadi kalau E-boy bilang "bunda, pesawatnya bagus"... atau suami "ngerti gak istilah yang dipake buat nyebut pantat di film tadi?". Saya hanya bisa bengong...

Terlepas dari ke-bengong-an saya menonton The Lego Movie. Beberapa pesan moral yang saya tangkap adalah:
  1. Pujilah anak,, katakan bahwa anak kita itu spesial.. agar ia tumbuh menjadi anak yang penuh rasa percaya diri
  2. Bermain bersama anak itu merupakan masa-masa keemasan yang tidak dapat tergantikan
  3. Hargai anak untuk setiap usaha yang dilakukannya
  4. Hasil kreativitas anak yang tampak sepele dan tidak logis itu sebenarnya luar biasa
  5. Mengikuti aturan/perintah/petunjuk itu bagus tetapi jauh lebih bagus bila seseorang punya spontanitas dan kreativitas dalam membuat keputusan
Sepertinya itu dulu sih yang terlintas sesaat setelah film tamat. Ada yang mau menambahkan? Untuk film dengan rating 8,6 (sumber di sini), saya masih ingin menonton lagi... Agar pertanyaan atau penyataan di atas (yang membuat saya bengong dan tampak oon) bisa saya respon dengan semestinya.. Sampai sekarang pun kesan positif film tersebut masih melekat di E-boy... Beberapa hari ini selalu saja E-boy berseru "bunda, film legonya bagus yaaa....".

Jumat, 07 Februari 2014

07022014: Welcome Home Jeep

Tahun ke-7 bersama suami dirayakan dengan kembalinya Jeep bersama kami. Hampir 16 bulan Jeep tak di rumah. Selama kurun waktu itu pula kami merasakan betapa repot dan nikmatnya tanpa kendaraan. Betapa suka duka menggunakan kendaraan umum hampir menjadi makanan sehari-hari. Ribetnya meminjam kendaraan membuat kesabaran menjadi naik level. Sebenarnya niat awal hanya memperbaiki si Jeep, tetapi dengan bergulirnya waktu, si Jeep dimodifikasi, dibangun ulang, dan akhirnya di-custom sesuai diri saya... Nanti lah ya akan saya tuliskan secara terpisah bagaimana proses rebuilding Jeep yang memakan waktu dan biaya yang tak sedikit.

tampilan Jeep bersama kami yang masih mesra

Kalau ingat jaman dulu itu serasa bagaimana gitu yaaa..... Masa pendekatan yang tak terlalu lama. Banyak pertengkaran untuk bisa menyatukan visi dan misi. Tentunya pertengkaran demi pertengkaran itu ada dalam institusi yang disebut pernikahan. Lucu sekali jaman itu. Jaman di mana perceraian kadang muncul di jidat. Sekarang sih sudah ada dua jagoan yang lucu. Yang kehadiran ayah bunda bersifat mutlak. Apapun masalah yang hadir, semoga kami tetap utuh. Jeep-nya pun tetap utuh. Gak diprotoli lagi menjadi kepingan-kepingan terkecil lah yaa.....

deuh suami tersayang... mesra dikit lah dengan istrinya yang cantik mulus ini

Tampilan Jeep yang sekarang lebih lucu... Warna gelap dan terang dipadukan. Yang membuat saya amat nyaman adalah: bebas pakai high heels *senyum puas*. Dulu jangan harap bisa pakai sepatu berhak runcing dah,,, pasti banyak tersangkutnya saat akan masuk ke dalam Jeep. Mau tau best part-nya? Yang membuat si Jeep itu "gue banget" (dan saya yakin gak bakal ada yang ngembarin di seluruh alam jagad raya).. Diintip yuuuuukkkk di foto berikut ini:

the best part: kepala pooh 3D

Sementara sudah cukup puas dan lega ketika si Jeep pulang, bisa dipakai ke sana ke sini mengurusi banyak hal. Meski masih banyak kekurangan dan belum sempurna betul sebagai kendaraan pengangkut anak-anak. Tetapi pelan-pelan akan disesuaikan dengan kebutuhan dan kesibukan kami yang makin menjadi-jadi. Selamat berakhir pekan dan semoga rakyat Indonesia (di mana pun berada) diberi kekuatan, ketabahan dalam melewati berbagai bencana yang susul menyusul.

Kamis, 06 Februari 2014

Q&A Smart Parents for Healthy Children (Bab 1D)

Hari-hari belakangan sangat sibuk. Wira-wiri ke sana ke mari. Pekerjaan rumah pun tak ada habis-habisnya. Satu dibereskan, satu berantakan. Begitu terus seperti lingkaran gak ada ujung pangkalnya. Dan satu kebiasaan yang kembali muncul: minum kopi! Padahal saya ini tidak kuat minum kopi. Tanpa sadar hari ini menghabiskan dua cangkir kopi. Betul sih pekerjaan saya hari ini beres. Tapi apa yang terjadi? Saya tak bisa tidur. Bahasa kerennya sih kancilen... Sudah dipakai edit foto, berburu bento buat acara Ecio, bongkar-bongkar blog jaman dulu dan tetap belum ada rasa mengantuk... Baiklah mari melanjutkan merangkum buku satu ini... Mulai yaak...


4. DIARE
  • Diare dan muntah bukan penyakit melainkan gejala. Oleh karena itu hal pertama yang perlu dilakukan adalah memikirkan penyebabnya.
  • Diare dan muntah merupakan salah satu mekanisme tubuh untuk membersihkan saluran cerna dari mikroorganisme, racun, dan benda asing.
  • Diare muntah pada anak umumnya disebabkan oleh infeksi virus dan akan sembuh sendiri. 
  • Definisi diare itu BAB lebih dari enam kali per hari, cair, dan dalam jumlah banyak.
  • Prinsip utama penanganan diare adalah mencegah terjadinya dehidrasi.
  • Kebanyakan diare pada bayi karena infeksi virus misalnya rotavirus atau adenovirus. Tidak ada obatnya selain ASI dan oralit untuk mencegah dehidrasi (kekurangan cairan tubuh). Bila diare disertai darah, periksakan tinja, singkirkan kemungkinan amuba.
  • Anak yang sedang alergi terhadap protein susu sapi umumnya juga alergi terhadap protein kacang kedelai. Susu kedelai hanya untuk anak dengan kelainan bawaan lahir di mana tubuhnya tidak bisa mengolah laktosa (gula susu) karena kekurangan enzim laktase.
  • Diare pada bayi umumnya sembuh sendiri, umumnya disebabkan infeksi virus. Tidak perlu antibiotik (kecuali bila tinjanya ada darah). 
  • Jangan beri obat antidiare dan antimuntah. Diare dan muntah adalah mekanisme tubuh untuk membuang kuman, virus, dan racun yang masuk ke usus kita. Penggunaan adsorben seperti attapulgit, kaolin, dan pektat hanya mengubah tampilan feses, tidak menghentikan proses diare, jadi bisa menyamarkan gejala dehidrasi.
  • Berdasarkan lamanya gejala berlangsung, diare dibedakan menjadi:
  1. diare akut: bila berlangsung kurang dari dua minggu
  2. diare kronik: bila berlangsung lebih dari dua minggu
  • Secara garis besar, penyebab diare akut dibagi dua, yaitu infeksi dan bukan infeksi. Diare yang termasuk infeksi umumnya disebabkan oleh virus, dan ada pula yang penyebabnya bakteri, parasit, dan jamur. Diare bukan infeksi dapat disebabkan oleh malabsorpsi, dan alergi makanan, bahkan oleh obat (misalnya antibiotik). Namun umumnya diare akut pada anak disebabkan oleh virus. Apapun penyebabnya, umumnya tidak butuh obat kecuali oralit. Efek samping antibiotik yang tersering adalah diare. Makin sering anak mengonsumsi antibiotik, makin lama/sering anak diare.
  • Diare disertai lendir dan darah disebut disentri. Penyebabnya bisa amuba (parasit) atau bakteri. Disentri akibat amuba diterapi dengan metronidazol, tidak perlu antibiotik lain. Disentri akibat bakteri, diberi antibiotik yang sesuai kuman penyebabnya.
  • Cairan elektrolit tidak bisa menggantikan makanan, hanya menggantikan cairan dan elektrolit yang keluar melalui diare-mutah. Oleh karena itu, upayakan makanan tetap masuk meski hanya sedikit. Pada 24 jam pertama, boleh hanya minum cairan elektrolit, namun setelah 24 jam mulai berikan makanan (porsi kecil) sehingga terpenuhi kebutuhan nutrisi untuk perbaikan usus.
  • Diare memerlukan penanganan serius apabila disertai gejala berikut:
  1. dehidrasi berat
  2. anak sama seklai menolak minum atau muntah-muntah hebat
  3. diare disertai darah pada feses
  4. penurunan kesadaran
  5. kejang
  6. demam tinggi (hiperpireksia, suhu di atas 40,5 DC)
  7. muntah-muntah berwarna hijau
  8. perdarahan saluran cerna atau organ dalam lainnya
  9. nafas cepat dan dangkal
  10. diare berlangsung lebih dari dua minggu
  • Tanda-tanda dehidrasi: 
  1. Dehidrasi Ringan: (a) mata kering dan menangis tanpa air mata atau hanya sedikit air matanya (b) mulut dan bibir lebih kering (c) buang air kecil sedikit lebih jarang/popok basah tidak sesering biasanya
  2. Dehidrasi Sedang-Berat: (a) mata cekung (b) lemas (c) sangat kehausan (d) semakin jarang buang air kecil atau ganti popok/popok jarang basah (e) kulit kering
  3. Dehidrasi Berat: (a) pada bayi di bawah usia 6 bulan, ubun-ubun terlihat cekung (b) tidak mau minum (c) tidak buang air kecil lebih dari 8 jam (d) ketika kulit “dicubit” dengan dua jari, kulit sulit balik ke bentuk asal (e) sangat lemas atau kesadarannya menurun
  • Prinsip penanganan diare adalah: 
  1. atasi kekurangan cairan, dengan memberikan cairan sebanyak mungkin setiap kali anak BAB. Cairan yang dapat diberikan antara lain: larutan elektrolit (oralit), ASI, susu, atau air tajin. Pada diare, susu tidak perlu diencerkan atau diganti dengan yang rendah laktosa, kecuali bila terbukti diare disebabkan karena intoleransi laktosa
  2. untuk anak yang susah makan, tetap berikan makanan dalam jumlah yang lebih sedikit dari biasanya namun diberikan lebih sering
  3. obat antidiare tidak boleh diberikan. Akan memperpanjang sakit dan ada risiko efek samping
  4. antibiotik tidak diperlukan, kecuali bila terbukti penyebabnya adalah bakteri yang membutuhkan antibiotik
  5. cairan infus diberikan bila anak mengalami dehidrasi berat
  6. hindari pemberian makanan tertentu bila diare disebabkan oleh gangguan absorpsi makanan
  7. selalu menjaga kebersihan, berguna untuk mengatasi penyebaran penyakit
  • Segera bawa anak ke dokter bila: 
  1. diare disertai dengan darah
  2. diare banyak sekali, berwarna seperti air cucian beras
  3. anak mengalami dehidrasi berat
  4. anak sangat mengantuk 

[rangkumam lain bisa dilihat di label Buku QnA]