Kamis, 26 Juni 2014

Pertanyaan Sulit

tengwar in reality
Berproses!

Itu yang saya lakoni beberapa bulan belakangan. Berproses untuk jadi lebih sabar. Lebih bisa menerima keadaan. Tidak banyak mengeluh di situasi-situasi yang tidak saya inginkan. Capek benar rasanya. Hati dan ragawi. Menjaga semua terkendali dan tidak lepas emosi sungguh pekerjaan yang tidak mudah.

Duuuuh!!
Kok tiba-tiba mata jadi tergenangi air. Cengeng memang salah satu perhiasan wanita. Sudah lamaaaa sekali rasanya tak memperhatikan apa yang ada di relung sanubari. Seakan terpisah dari keberadaan "saya". Saya sebagai individu tanpa embel-embel gelar istri dan ibu. Maka izinkan diri ini untuk bertemu kangen dengan "saya".

Setelah mengambil nafas panjaaaaaang.., sekeping ingatan saya melayang ke percakapan isya' tadi. Putra sulung saya yang hampir lima tahun umurnya, tergelitik bertanya mengenai cincin yang saya kenakan. Cincin kawin bertuliskan huruf tengwar. Sebenarnya perkara sederhana. Tetapi semuanya berubah menjadi pertanyaan-pertayaan sulit.

Pertanyaan-pertanyaan yang menjawabnya saja membuat saya terdiam beberapa detik. Memikirkan jawaban apa yang tepat untuk anak seusianya. Dan sekarang jawaban-jawaban itu berputar-putar kembali di otak. "Bunda, Erdi di mana saat bunda menikah dengan ayah?".

Kira-kira jawaban apa yang saya berikan saat itu?


[bersambung di sini]

0 comments: