Selasa, 10 April 2012

Cinta Segitiga

Hampir satu bulan terakhir menjadi periode transisi buat kami semua. Perubahan secara besar-besaran. Sama-sama belajar mandiri untuk semua pihak. Hiburan satu-satunya buat kami adalah hewan peliharaan. Kehadiran Hami Hami Maou Chan dan anak-anaknya juga Piyo Piyo TongTong membawa suasana baru. Menyingkirkan sejenak kepenatan jiwa. Mengusir sesaat beban-beban dan tanggung jawab berat yang menggantung.

Akhirnya kami bisa juga merawat bayi-bayi hamster menjadi hamster remaja. Usianya saat ini sudah satu bulan. Dari seminggu yang lalu saya sudah bisa memastikan jenis kelamin dua anak Hami Hami tersebut. Semuanya jantan. Hamurabi dan Hambulang adalah nama yang kami berikan kepada dua anak hamster lucu itu. Perangai keduanya berbeda 180 derajat. Yang satu cerewet tapi cukup manis. Yang satunya tampak manis tapi usilnya luar biasa. Karena berbeda jenis kelamin dari induknya maka segera dipisah kandang antara induk dan anak sejak umur 3 minggu (ketika induknya tak mau menyusui anaknya lagi) yang lalu. Kehebohan segera terjadi ketika saya membelikan ibuk seekor hamster baru berwarna hitam dan putih. Hamleta namanya. Hamster betina yang harusnya ditempatkan satu kandang dengan Hami Hami. Apa daya karakter Hami Hami memang sangat soliter. Tak mau diganggu gugat dengan kedatangan hamster lain. Apalagi ukuran Hami Hami yang jauh lebih besar (baca: obesitas) dari Hamleta. Bisa-bisa Hamleta mati dihajar oleh Hami Hami.


Belum punya wadah krupuk bekas lain yang bisa dijadikan kandang buat Hamleta.... Terpaksa Hamleta dijadikan satu dengan Hamurabi dan Hambulang. Tidak mengapa kalau Hamleta nantinya bunting. Memang niat ibuk adalah memperbanyak hamster dengan corak warna yang bervariasi. Tentu menyatukan tiga hamster ini tidak mudah. Harus melewati proses aklimatisasi yang membutuhkan perhatian khusus. Pertarungan segera terjadi antara Hambulang dan Hamleta. Mengerikan! Hamurabi segera mendekat. Sebelum terjadi pertarungan yang lebih sengit lagi, saya ambil Hamurabi. Sekitar satu jam saya amati betul bagaimana Hamleta dan Hambulang berinteraksi. Hambulang meski lebih bulat ternyata kalah oleh si cantik Hamleta. Keduanya rukun dengan cepat. Ketika saya masukkan Hamurabi, ketegangan terjadi lagi. Hamurabi merayap terus mengejar Hamleta. Keduanya bertempur. Hamleta terluka di bagian perut sedangkan Hamurabi terluka di bagian kaki. Mata dan tangan saya tidak bisa lepas dari ketiga hamster ini. Kalau pertempuran terlalu seru, Hamurabi segara diambil. Kadang saya gemas dengan perangai Hamurabi yang agak galak ini. Saya colek-colek (sentil ringan) kepala Hamurabi. Ketika malam hari, saya pisahkan Hamurabi dari Hamleta dengan potongan kardus. Memberi kesempatan mereka untuk saling mengenal dari bau dan suara. Terkadang salah satu dari mereka lolos. Kalau sudah begitu pasti bertempur lagi.


Dua puluh empat jam kemudian keduanya sudah setengah akur. Saat tidur, saya ambil potongan kardusnya. Lama-lama Hamurabi bosan menyerang Hamleta. Hamleta pun sudah kelihatan lebih rileks. Tidak waspada lagi. Tidak bersikap penuh permusuhan seperti sebelumnya. Semakin diamati semakin lucu saja ketiga hamster kecil ini. Makin kocak. Dari waktu ke waktu semakin akur. Tampaknya Hambulang jatuh cinta pada Hamleta. Tetapi Hamleta lebih suka pada Hamurabi. Nah, si Hamurabi ogah ama Hamleta. Ribet dah kalau melihat ke kandang mereka. Kejar-kejaran gak juntrung. Cinta segitiga ini cukup menarik untuk diamati terus. Perilaku setiap hamster sangat unik dan kocak. Tanpa sadar bisa ketawa sendiri.

Dan bagaimana nasib Hami Hami yang obesitas? Jawabannya adalah DIET! Tidak ada lagi menu biji bunga matahari sejak dua hari yang lalu. Pakan hanya diberikan pada pagi hari (dari normalnya dua kali sehari). Saya buat lebih sibuk. Gerak terus... Salto terus...

0 comments: