Senin, 25 Maret 2013

Tumis Mandai

Kemarin saat berbelanja ke supermarket, kami menemukan buah cempedak. Sebenarnya tidak berniat membeli tetapi karena memerlukan bijinya sebagai bibit maka dibeli saja buah yang agak mahal ini. Buah cempedak mirip nangka. Sangat harum baunya. Rasanya manis legit. Ukuran 1,2 kg dibandrol sekitar Rp.37.000,-.

Tetapi buah cempedak ini ekonomis juga. Hampir semua bagiannya bisa dimanfaatkan. Buahnya bisa dimakan begitu saja sebagai buah segar atau dijadikan kolak atau sebagai isian es buah atau dibuat gorengan. Sedangkan bijinya bisa direbus dengan garam. Kali ini biji saya sisihkan semuanya sebagai bibit sesuai niat awal membeli buah cempedak.

Sedangkan kulitnya, bisa dimasak menjadi macam-macam masakan. Saya pernah memasak kulit cempedak goreng, seperti di tulisan ini. Kali ini saya ingin memasak sesuatu yang berbeda. Ya menumis kulit cempedak. Sebetulnya mandai adalah kulit cempedak bagian dalam yang sudah difermentasi di dalam larutan garam selama beberapa hari atau beberapa bulan.

Tumis Mandai
Boleh lah ya saya menyebut masakan saya ini sebagai tumis mandai. Karena saya sempat merendam kulit cempedak ini di larutan garam meski hanya selama lima jam. Cara membuat tumis mandai sebagai berikut:
  1. Kupas kulit bagian luar dari cempedak, ambil kulit yang berwana putih (kalau di buah nangka, yang disebut sebagai dami)
  2. Cuci bersih bagian dalam kulit cempedak (dami) dan potong kecil-kecil
  3. Rendam dalam larutan garam (terserah durasinya) dan di wadah tertutup, setelah tahap ini si mandai boleh dimasak dengan berbagai teknik: goreng, tumis, disayur bersantan dll.
  4. Siapkan bumbu: bawang putih dan bawang merah serta cabe, iris tipis semuanya
  5. Tumis bumbu sampai harum, tambahkan mandai dan sedikit terasi
  6. Aduk hingga mandai layu dan matang
  7. Tambahkan gula sesuai selera (dan garam bila kulit cempedaknya tidak melewati proses perendaman air garam)
  8. Siap dinikmati dengan sepiring nasi hangat
Bagaimana rasa tumis mandai?? Amat nikmat! Gurih, manis, pedas, asin, manis jadi satu. Tekstur mandai terasa lembut, kenyal seperti daging ikan. Saya aja sampai nambah dua kali. Suami juga suka dengan masakan ini. Dan berpendapat, meski agak mahal tetapi sisa sampahnya sedikit sekali. Sedangkan E-boy menolak makan tumis mandai karena saya yang memasaknya agak pedas menyengat. Silakan mencoba memasak tumis mandai di dapur masing-masing yaaa....

0 comments: