Jumat, 02 Desember 2011

Tuhan Maha Adil

Teringat jaman sebelum saya menikah, saya menitipkan tiga ekor kucing persia. Dua betina. Ibu beranak. Si Kiukiu dan Wonwon. Dan seekor jantan, si Brownies. Saya titipkan kepada seorang peternak kucing di Bedali, Lawang. Kondisi waktu itu memang cukup emergency. Awalnya,, komunkasi saya dengan peternak kucing masih oke. Saya beberapa kali menjenguk. Kemudian saya menikah. Sehingga komunikasi tidak lagi lancar. Saya tidak tahu seberapa besar masalah si pertenak kucing itu. Hingga yang kembali kepada saya hanyalah Brownies. Sedih dan kecewa. Tapi saat itu saya berusaha ikhlas.

Sekitar dua tahun kemudian, saat saya hamil tua. Kurang lebih 8 bulan. Teman saya menawari seekor kucing persia, betina. Isabela (Abel) namanya. Saya mau-mau saja, karena memang dulu sekali saya sudah ingin membeli Isabela. Sayangnya, sudah terbeli oleh orang lain. Tidak disangka memang sudah jodoh ya... Saya bisa merawat si Isabela, gratis pula. Hari-hari pertama Abel di rumah cukup menegangkan. Mungkin karena sudah dewasa, masa adaptasi menjadi sangat sulit.. Diare, tak mau makan. Saya yang waktu itu hamil super buncit, harus rela berjongkok ria demi memaksa Abel minum, entah itu air putih atau oralit. Per jam, saya suntikkan sekitar 3-5 ml air ke dalam mulutnya (arah spuit ke langit-langit mulut). Saya tak sanggup lama-lama. Saya opnamekan ke dokter hewan selama 3 hari. Alhamdulilah sampai sekarang sehat bugar. Sikap manjanya keluar. Sikap genitnya ketahuan hihihihii... (hanya mau dirawat oleh laki-laki).


Bisa dikatakan kucing saya yang hilang tanpa jejak itu dikembalikan oleh Tuhan. Saya bersyukur sekali. Ketika saya melahirkan E-boy. Kucing di rumah pun beranak juga (anaknya si Dodo dan Munthil). Kompak bener yah? Dari 4 ekor menjadi 8 ekor. Tentu saya tidak sanggup. Bukan masalah pakan atau pasir kotorannya. Melainkan waktu dan tenaga untuk merawat semuanya. Keputusan harus saya buat, hati harus ditabahkan. Empat ekor anak kucing saya adopsikan ke empat keluarga berbeda. Tiga ekor sebelumnya tidak saya beri nama, karena umur 3-4 bulan sudah berpindah rumah. Lain halnya dengan anak kucing terakhir, saya beri nama Ando (anaknya Dodo) karena tidak juga menemukan keluarga yang tepat. Umur 1,5 tahun, baru lah Ando mendapatkan keluarga baru (semoga mbak Aliya senang ya dengan kado ultahnya).




Beberapa hari yang lalu, saya ditawari kucing jantan oleh teman saya yang lain. Awalnya hanya satu ekor, Si Nero. Ternyata teman saya mau mengadopsikan kedua kucing bulu panjang yang dimilikinya. Nero dan Roby (namanya keren yah?). Saya komunikasikan dengan keluarga besar. Dan disetujui. Saya menerima bukan buat saya pribadi, tapi dengan pertimbangan kalau adik perlu kegiatan positif, juga untuk persiapan bila papa pensiun besok (1-2 tahun lagi). Tuhan menggantikan 2 ekor kucing saya yang hilang entah ke mana itu dengan 3 ekor kucing baru. Tuhan memang baik pada saya. Masih tidak percaya Tuhan itu Maha Adil? Masih tidak percaya dengan kekuatan ikhlas? Saya sih gak berani....

0 comments: