Rabu, 15 Oktober 2008

Bangsa yang berjiwa kerdil

Ini pengalaman beberapa hari yang lalu, di pagi hari, kira-kira jam 9 pagi.
Setelah beraktivitas membersihkan rumah dan masak, biasanya duduk2 santai di sofa ruang tamu bersama suami. Waktu itu lagi seru mendengarkan musik klasik, ketika menoleh ke depan rumah (posisi duduk membelakangi jendela kaca), di teras depan rumah yang notabene rumahnya saudara, ada simbah lanang pake sarung berpeci sedang asyik menghitung uang. "Wah ini pasti pengemis" kataku dalam hati. Tapi karena lagi asyik ngobrol ma suami akhirnya sesosok mbah lanang itu hanya sesekali kulirik saja, mencoba melihat apa yang sedang dilakukannya. Beberapa menit kemudian aku menuju ruang makan, minum dan kemudian kembali ke ruang tamu. Tiba2 "deg!!!!!!!" jantungku seolah berhenti berdetak saat melihat keluar rumah melalui jendela kaca. Di sana.................. sudah ada simbah lanang yang menengadahkan tangan kanannya, bermuka carut marut penuh kengerian. Aku langsung jatuh terduduk di sofa. "Onok opo?" tanya suami kepadaku. Karena aku tak menjawab dan hanya memandang keluar dengan wajah yang cukup shock sambil terduduk...... suami pun menoleh ke belakang. Wajah suamiku pun cukup kaget. Lalu kesadaran merayapiku dan aku menuju ke kamar diikuti suami.... Sungguh jantung ini sangat sakit, berusaha mencari uang receh untuk diberikan ke pengemis itu. Akhirnya kutemukan Rp. 300, dan suami lah yang memberikan pada pengemis aneh itu. Kata suami sih tangan kirinya memgang rokok. Owalah betapa kerdilnya jiwa bangsa kita. Uang hasil ngemis kok dibuat beli rokok. Aku jadi teringat dulu ketika masih kuliah ada laki2 usia paruh baya, rambutnya gondrong. Tiap hari kerjanya menadahkan tangan kepada mahasiswa-mahasiswi meminta recehan. Usut punya usut ternyata laki2 paruh baya itu sering nongkrong di tempat PS, jadi hasil ngemisnya dibuat untuk main PS. Melas ya???? Bangsa yang malas, pantas saja negara kita jadi seperti ini.

Sabtu, 24 Mei 2008

Edan! Kucing Edan

Hari-hari belakangan disibukkan dengan ketiga kucing kami. Sungguh memusingkan! Si Cemot dalam kondisi birahi ekstrim, mengeong-ngeong penuh keributan dengan suara kucing garongnya, berguling-guling. Istilahnya banting harga deh di depan Dodo (nama panggilan untuk Cuzdo). Nah si Dodo malah ogah, tiap kali lihat Cemot eh... ngacir duluan. Mungkin Dodo sudah sakit hati karena Cemot sudah berlaku judes pada hari-hari kedatangannya. Tapi sebenarnya Dodo itu juga dalam kondisi birahi, kalau bokongnya dielus-elus hehehehe pasti bokongnya Dodo diangkat setinggi-tingginya. Hihihihihi.........
Nah yang bikin bete tuh si Masako kan sudah diungsikan ke loteng, 3 hari terakhir sih. Masako kerjaan nangiiiiiiiiiiiis terus karena dipisahkan dari individu yang lainnya. Tiap kali Masako ngeong-ngeong nangis, si Dodo juga mengeong-ngeong birahi menimpali Masako (Dodo sudah cinta mati dengan Masako), trus si Cemot mengeong-ngeong gak kalah hebatnya untuk menggoda Dodo. Waduh!!! Kalau sudah seperti ini siap-siap tutup kuping dah, kalu enggak pasti bakalan pening mendengarkan semuanya......

Kamis, 15 Mei 2008

Kucing Agresif

Cerita bermula dari kedatangan Masako di rumah mungil kami. Kucing betina kecil berumur 3 bulan. Hari pertama kedatangannya sudah membuat Cuzdo (kucing jantan persia berumur 2 tahun) kami lari ketakutan. Ternyata karakter Masako ini sangat agresif, untungnya dia masih bayi jadi kami bisa langsung mendidiknya agar menjadi kucing rumahan yg patuh. Seminggu kemudian ketika Masako dan Cuzdo sudah saling mengenal.............. terjadilah kejadian yg cukup mengagetkan, Cuzdo hampir meperkosanya. Maklum Dodo, begitulah kami memanggil Cuzdo, sudah waktunya kawin. Puyeng dah kalo begini. Akhirnya Cemot didatangkan. Wah emboknya Masako ini jauh lebih agresif, jauh lebih judes, dan jauh lebih gak bisa diatur. Yang bikin ngeri itu... adalah kuku Cemot yg begitu tajam. Hari pertama mungkin aku belum berani menyentuh Cemot, bukan berarti aku penakut tapi aku hanya memberi kesempatan Cemot untuk beristirahat setelah perjalanan yg cukup jauh, selain itu juga untuk memberinya waktu untuk beradaptasi. Hari ini (hari kedua), aku memotong kuku-kukunya yg bagaikan cakar singa itu. Yah lumayan sulit untuk kucing betina......... Aku mendapat hadiah berupa 5 cakaran indah di paha kiriku. Untungnya Cemot mencakar dengan kuku kaki belakang yg memang tak begitu tajam. Kaki depannya sekarang sudah terpotong rapi! Tapi tetap saja yang namanya kucing agresif ya... susah... Kasihan Dodo... sekarang mungkin agak stres karena adanya Cemot. Karakter Cemot ini sebetulnya sudah tak aku suka. Bila dalam waktu seminggu Dodo tetap tak bisa kawin dengan Cemot maka Cemot akan kupulangkan daripada Cemot menularkan keagresifannya pada Masako dan membuat Dodo semakin stres. Untuk sekedar mengatur Cemot, setiap Cemot nakal, setiap dia akan menyerang Dodo dan Masako maka Cemot akan kusemprot dengan air atau kupukul kepalanya. Repot juga mendidik Cemot, ini juga karena di keluarga aslinya Cemot tak mendapatkan pendidikan yg selayaknya. Pembentukan karakter kucing itu sangat perlu! Karena dia adalah bagian dari keluarga kita ketika kita sudah memutuskan untuk mengadopsinya.

Senin, 12 Mei 2008

Testing Blog

Bisaaaaaa....