Rabu, 29 Februari 2012

Kenalan

Proses berkenalan tidak mudah loh... Kadang perlu yang namanya pengorbanan. Perlu waktu, perlu niat, tidak boleh menyerah, apalagi marah... Kenalan dengan hamster itu seru. Bila dibandingkan dengan kucing sih masih belum ada apa-apanya. Tergolong jauh lebih mudah dan biaya perawatannya sangat murah. Hemat tempat, tidak ribet. Sudah puluhan tahun saya bermain-main dengan kucing. Begitu-begitu saja. Kali ini sedikit ada tantangan dengan memelihara seekor hamster (akan segera dicarikan teman). Titik-titik lemah buat menakhlukkan seekor kucing baru sudah hapal di luar kepala. Namun, seekor hamster merupakan hal asing dan misterius buat kami sekeluarga, terutama E-boy. Beberapa kali saya atau suami digigit, tetapi tidak menyurutkan niat untuk mengenali karakter Hami Hami. Saya yakin setiap makhluk itu unik, pasti mempunyai karakter dan kebiasaan masing-masing. Sebenarnya saya dan suami sudah punya jurus jitu buat menakhlukkan si Hami Hami agar tidak menggigit. Rupanya jurus jitu ini belum dipahami benar oleh E-boy. Pagi tadi saat saya ambil Hami Hami dari kandangnya menggunakan mangkuk plastik kecil, tiba-tiba E-boy dengan percaya diri yang tinggi memberikan telunjuk kanannya ke depan mocong Hami Hami. Woow Hami Hami menggigit telunjuk mungil itu dengan takzim. Niat E-boy adalah mengelus, sayang dari arah dan kondisi yang salah. Berdarah lah! Mengucur. Hampir-hampir darahnya tak mau berhenti mengucur. Beruntung ayah sigap dengan menekankan selembar tissue di telunjuk E-boy yang berdarah. Sekarang hampir tak tampak bekas gigitan si Hami Hami.

Ternyata setelah saya ambil kesimpulan... Hamster ini kan binatang nocturnal (aktif di malam hari) sehingga ketika di pagi hari saat dia berusaha tidur jangan pernah sekali-kali mengganggunya. Dia mungkin lebih agresif dari biasanya. Sama seperti kalau kita mengantuk dan ingin tidur tiba-tiba disuruh bermain. Jelas akan murka. Hami Hami Maou Chan tak bisa disalahkan. Setiap peliharaan selalu membawa tanggung jawab dan resikonya masing-masing. Mungkin E-boy masih trauma. Masih ogah bermain lagi dengan si Hami Hami. Tapi semoga saja nanti siang E-boy sudah lupa akan peristiwa pagi ini.

Minggu, 26 Februari 2012

Hamster Wheel Bikinan Sendiri

Kondisi terpaksa selalu membuat kita lebih kreatif. Kali ini demi menyamankan Hami Hami Maou Chan, juga untuk memuaskan naluri bermain anak tersayang, ayah membuatkan hamster wheel. Tidak perlu membeli (mana ada waktu buat keluar rumah hari ini, mana hujan angin kenceng pula). Bahannya pun dari hasil mengobrak-abrik dapur saya.

Alat dan Bahan:
  • satu set bekas wadah kue
  • patahan sendok plastik (bekas mainan E-boy)
  • selotip ukuran jumbo








Cara Membuat:

1. Lubangi bagian tengah dari tutup wadah kue
2. Pasang patahan sendok di bagian tengah lubang (sebagai penghalang agar hamster tidak kabur), rekatkan dengan selotip di masing-masing ujung patahan sendok
3. Masukkan hamster ke dalam wadah kue, tutup, kemudian rekatkan selotip di bagian pertemuan wadah dan tutupnya (kira-kira setengah lingkaran)
4. Hamster siap berolah raga

Hami Hami Maou Chan

Siapa itu???


Hami Hami Maou Chan adalah penghuni rumah kami yang baru. Hamster betina yang lucu, imut, dan sangat aktif. Niat semula hanya jalan-jalan aja di pasar burung untuk memperkenalkan aneka satwa yang belum pernah dilihat E-boy. Beberapa kali menjumpai pejual hamster. Tak sedikitpun menarik minat kami. Hingga tidak sengaja melihat seekor hamster dengan corak yang lucu dan atraktif sekali. Hamster itu suka kayang (salto ke belakang). Suami langsung mengamati dan mencoba menggoda. Eh tetap lincah, tak ada rasa takut sedikitpun. E-boy girang bukan kepayang sampai-sampai hampir terjatuh ke dalam akuarium besar, rumahnya puluhan hamster (kalau sampai terjatuh,, berapa duit harus dikeluarkan sebagai biaya ganti kerusakan ya?!). Harga per ekor hamster murah, sepuluh ribu rupiah saja (malas nawar dah). Tak tega kan kalau menolak keinginan anak? Apalagi kami melihatnya sebagai peluang emas untuk mengajarkan tanggung jawab dan konsep cinta tanpa pamrih. Beli seekor dulu karena kami tidak yakin bisa merawatnya. Kalau memang gampang perawatannya, bolehlah nanti dibelikan seekor pejantan...

Setelah 24 jam.....
Masih saja berkutat membangun kandang yang te o pe. Agak menyesal juga kenapa kemarin tidak sekalian membeli kandang hamster beserta botol minumnya. Ternyata botol minum yang kami punya (bekas salah seekor kucing kami) sudah rusak. Sekatnya tidak berfungsi lagi sehingga air akan menetes hingga menggenangi dasar kandang Hami Hami. Sedih... Takut mati...

heboh membangun kandang Hami Hami

Kandang seperti foto di atas ternyata kekecilan! Hami Hami tidak bisa bergerak lincah. Setelah diperbaiki model apapun si botol minum tetap tidak bisa bekerja sempurna. Terpaksa kami menggunakan kardus mie instan dan menempatkan lempengan plastik mungil tepat di bawah botol minum. Sebenarnya cukup luas tetapi tidak aman. Subuh tadi ada beberapa tempat yang rusak/lubang. Hmmm... putar otak lagi.


Karena tidak bisa keluar lagi,, besok jadwal yang menanti sudah sangat padat akhirnya menempatkan Hami Hami di dalam wadah krupuk hehehe... Semoga bisa hidup terus... *belajar perawatan hamster dari eyang gugel*

Rabu, 22 Februari 2012

Dunia...

"Semakin kita kejar dunia maka dunia akan semakin mempermainkan kita"
Tema perbincangan saya dan suami tadi pagi. Hingga sekarang saya masih memikirkannya. Betapa dunia hanyalah sesaat saja. Keinginan-keinginan kita yang terwujud terkadang berupa kebahagiaan sesaat. Tuhan mengatur banyak keindahan, meski keindahan itu baru terlihat ketika kita bersusah payah mengatur keporak-porandaan yang terjadi.

Saya tidak tahu skenario besar apa yang Tuhan rencanakan untuk seseorang yang saya tahu, seseorang yang diam-diam saya acungi jempol. Seseorang yang kini sedang berduka karena kehilangan pasangan hidup. Perjuangan beliau untuk berkumpul keluarganya di kota lain, benar-benar membuat saya tersentuh. Bertahun-tahun berusaha untuk dimutasikan ke kota di mana keluarganya tinggal, panjang dan berliku. Di ping-pong sana sini. Setelah berhasil berkumpul dengan keluarganya... sekarang Tuhan mengambil belahan jiwanya. Pilu dan kelu...

Semoga beliau mampu melewati ini semua. Tegar bersama pelukan anak-anak tercinta...

Selasa, 21 Februari 2012

Goda Gado Antri E-KTP

Sebenarnya kami paling tidak suka dengan acara yang serba mendadak. Undangan E-KTP kami terima kemarin sore. Undangan untuk hari ini jam 12.00-14.00 WIB. Sedikit sebal sih dan untungnya suami belum ada jadwal minggu ini. Jadi kami bisa hadir memenuhi undangan dari pemerintah tercinta. Beberapa sanak keluarga menyarankan membawa bekal yang agak banyak mengingat ada bocah ganteng yang selalu turut serta ke mana pun ayah-bunda nya pergi. Kami berangkat jam 11 siang, lengkap dengan perbekalan. Satu tas kresek.

Ya Tuhan... Kami dapat no antri 654 (masing-masing KK bisa banyak anggota jadi angka tersebut masih harus dikalikan anggota keluarga setiap no antrian). Haduh... mau pergi ke kampus dulu untuk menyelesaikan beberapa hal tapi kami jadi ragu. Kasihan E-boy kalau diajak hilir mudik di tengah terik panas. Lagi pula kami juga tidak mau pikiran terpecah. Percuma saja melakukan banyak hal dengan sumber daya yang terbatas. Cukup lama juga kami menunggu. Mata saya menangkap banyak hal yang tidak enak. Sejam-dua jam pertama, saya masih bisa mengabadikan beberapa hal dengan kamera. Dua-tiga jam berikutnya sudah mulai teler. E-boy mulai rewel. Hal tidak enak yang saya amati: sampah di mana-mana (masyarakat kita belum sadar akan pentingnya kebersihan), bayi-balita yang menangis lelah dan capek menunggu, orang-orang renta yang terlihat begitu menderita (tangannya ada yang sampai bergetar). Saya jadi kasihan ketika ada bapak-bapak yang mengeluh "badanku lemas ketika tahu no antrianku 760". Belum lagi rombongan ibu-ibu yang harus naik pickup (karena letak kecamatannya ajaib bener, jarang dilewati angkot).

Foto-foto tadi siang bisa diintip di bawah...

korban antri, balita muntah (mungkin masuk angin)

Hari ini E-boy tidak tidur siang. Puas bermain. Berlari keliling kecamatan. Tetap buang sampah di tempatnya meskipun banyak orang yang buang sampah sembarangan (pendidikan memang berasal dari rumah, dari keluarga sebagai pilar utama). Terjatuh beberapa kali tapi tidak nangis. Rewelnya pecah ketika diminta duduk manis, maunya aktif bergerak terus, padahal kami kuatir E-boy kelelahan. Takut dehidrasi. Foto E-boy dengan pose yang cute imut saya bagi deehh....

bunda gak boleh bete yaaaa

Jam 16.30 WIB!
Setelah antri, bengong, tidak melakukan apa-apa, super sebal karena tidak produktif beberapa jam, akhirnya kami dipanggil juga. Tanda tangan, foto, rekam sidik jari, rekam retina mata. Dan selesai. Antri hampir 6 jam hanya untuk 3 menit??? Dooohhhh... Ampun deh! Pulangnya, E-boy sudah teler. Meski demikian, tidak rewel saat harus duduk di car seat. Pasrah! *E-boy sedang proses car seat training*

teler di singgasana mungil

Kami sudah cukup menderita. Sudah cukup tersiksa dengan para lelaki egois yang dengan seenaknya sendiri merokok di sekitar saya, ibu hamil, bayi, dan anak kecil. Tidak berlebihan rasanya bila sedikit memanjakan diri. Kami sempatkan mampir makan di warung. Dari sekian menu yang kami pesan *serakah mode on*, foto berikut yang bikin saya melayang bukan kepayang...

ronde goreng yang berubah nama menjadi ronde kering

Cukup lama saya ingin makan ronde goreng. Sayangnya jam buka si warung kan menjelang maghrib, pas dengan jam tidur malam E-boy. Jadi kami memilih untuk menahan air liur saja. Dan hari ini,,, semangkuk ronde kering telah masuk ke dalam perut. Btw, kapan ya kartu E-KTP ini jadi??? Setahun? Dua tahun?

(dokumentasi kegiatan E-boy selama antri ada di cerita berjudul E-KTP Ayah dan Bunda, setahun kemudian barulah E-KTP dalam Genggaman)

Minggu, 19 Februari 2012

Bunga Krisan

Hanya ingin berbagi kebahagiaan saja...
Bunga krisan yang tadinya saya pikir akan mati, ternyata hari ini ditemukan suami sedang memunculkan kuncup-kuncup bunga... Mudah-mudahan bisa kembali sehat yaaa...

Awalnya bunga krisan yang saya beli itu sangat indah. Saya rajin merawat. E-boy juga suka menemani saya memandangi keindahannya. Saya ajarkan bagaimana menghargai bunga, tidak untuk dipetik! Tetapi karena beberapa masalah yang datang. Yang mengharuskan kami jarang ada di rumah, bunga-bunga krisan itu menjadi terbengkalai. Jarang sekali saya bisa menengok dan juga merawatnya. Ketika saya tersadar, si tanaman krisan sudah terserang jamur akut. Hampir mati seluruhnya. Saya tak ada harapan muluk-muluk. Sesekali saya siram degan air cucian beras. Eh lama-kelamaan mulai tumbuh daun-daunan kecil. Hijau segar. Dan hari ini suami berteriak memanggil saya kegirangan. Saya pun terlonjak-lonjak bahagia.... (foto-fotonya menyusul yaaaa).

Kamis, 16 Februari 2012

ORANG MABUK

Ya
Ya
Ya

Ini kali ke berapa ya mendengar suara orang mabuk di tengah malam?? Jaman dulu sebelum nikah sih ditinggal tidur lagi. Cuek ah masa bodo. Kesibukan esok hari padat. Setelah menikah, apalagi,,,, melek sebentar. Ada suami kok. Merem lagi lah. Kalau punya anak? Ah jangan harap bisa tidur lagi. Sepanjang malam tetap terjaga. Memastikan orang mabuk itu tidak melakukan hal-hal aneh. Walau suami sudah meronda di lantai bawah tetap saja saya tak bisa tidur sepanjang malam. Yang pasti sepanjang malam kemarin saya pegal linu. E-boy keknya juga gak tenang. Memegang tangan saya terus sampai subuh tadi. Dan sekarang saya teleerr... zzzzzzzzzzzzz...

Rabu, 15 Februari 2012

Kesan yang Melekat

Semalam menamatkan The Walking Dead season 1. Enam episode saja. Sebenarnya bukan genre film yang akan ditonton oleh saya sang penakut. Kalau bukan karena rayuan pulau kelapa-nya suami (wajib ditemani, suami harus duduk persis di belakang saya), mungkin saya tak punya keberanian nonton mini seri ini. Menegangkan! Begitu penilaian awal saya. Tetapi setelah mengikuti dari menit ke menit, akhirnya saya tersadar bahwa mini seri ini tidak hanya berbicara mengenai daya juang dan bagaimana bertahan hidup dari serangan zombie. Tetapi lebih banyak bercerita tentang usaha masing-masing keluarga untuk tetap utuh. Lakon utama, si Rick, yang mencari anak istri. Eh si istri Rick terlibat perselingkuhan dengan sahabat suaminya *waakkkss saya mulai esmosi*. Ada pula cerita ibu yang rela dipukuli suaminya. KDRT bo' *lagi-lagi saya naik pitam*. Cerita ayah yang belum tega menghancurkan kepala istrinya yang telah berubah menjadi zombie *ikutan mewek*. Ada hubungan kakak-adik (selisih 12 tahun) yang ternyata diasuh dengan pola yang berlawanan, tergantung dengan keunikan masing-masing karakter dan kebutuhan anak. Hmmm... belum lagi nilai kesetia-kawanan yang sangat kental di sepanjang mini seri The Walking Dead ini. Masing-masing karakter sangat kuat. Zombie-nya juga gak lebay, natural sekali. Pendek kata saya puas menamatkan season 1 plus penasaran berat dengan season 2. Sebetulnya saya punya beberapa episode di season 2 (7 episode). Episode 8 baru tayang tanggal 12 kemarin. Tapi rasanya saya akan menunggu hingga lengkap 13 episode dulu deh. Lalu ditonton secara maraton he he he... Nonton yuk nonton...

Sabtu, 11 Februari 2012

Schotel Mie Super Hampa

Masih edisi mencoba-coba fry pan kepala winnie the pooh dan belum belanja mingguan (kulkas kosong melompong).... Jadi resepnya pun sesuka hati dan jauh dari apa yang disebut sehat,,, sekadar mengganjal perut aja dan menjadi cemilan di sore hari *big grin* E-boy merengek minta. Awalnya saya dan suami setuju kalau schotel mie ini hanya untuk orang dewasa, E-boy boleh menghabiskan agar-agar yang saya buatkan tadi pagi. Ternyata kami tidak tega..... E-boy makan sesuap dua suap schotel mie super hampa ini.... Daaaaaaaaaan...,,, stop. Kata E-boy "emoh". Hore!!! Tuzki Bunny Emoticon Moga-moga gaya hidup sehat dan pola makan sehat yang terbentuk pada E-boy terbawa sampai dewasa kelak yaaa.... Resep dan cara membuat schotel mie super hampa ada di bawah (walau sangat yakin gak akan ada yang mau nyontek he he he...)


Bahan:

2 bungkus mie instan
2 butir telor
1 siung bawang putih diiris tipis
kecap
saus sambal
margarine atau minyak goreng

Cara Membuat:
  • Rebus mie instant 2-3 menit, tiriskan
  • Campurkan semua bumbu mie instant ke dalam mangkuk, tambah dengan bawang putih dan telor plus kecap dan saus sambal sesuka hati, aduk
  • Masukkan mie instant yang sudah ditiriskan ke dalam mangkuk bumbu, aduk rata
  • Panaskan fry pan, oles dengan margarine atau minyak goreng
  • Tuang mie berbumbu ke dalam fry pan, tunggu sampai keluar sedikit asap, balik, angkat schotel mie-nya
  • Hias sesuka hati

[Andaikan ditambah sosis atau daging giling atau ikan atau keju parut pasti tambah syedap]

Rabu, 08 Februari 2012

Frustasi

Baru kali ini saya merasa frustasi dan kewalahan menjawab setiap pertanyaan si ganteng. Ada saja yang ditanyakan. Mulai dari "siapa?" untuk setiap orang yang lewat depan rumah. Lalu "apa?" untuk setiap suara yang terdengar (tetangga sebelah sedang membangun rumah). Celakanya saya single fighter hari ini, tak ada suami yang jadi back up cadangan penjawab setiap pertanyaan E-boy.

Sesorean tadi, E-boy bingung memasukkan jari ke mulut. Saya tanya "kenapa sayang? sakit?". Jawabannya sungguh kacau. "Ada semut". Wooooaaaaaa saya langsung panik, saya cek mulutnya. Lhah!! Gak ada apa-apa, gak kenapa-kenapa. Berikutnya masih sama, memasukkan jari ke mulut. Saya tanya dengan pertanyaan yang sama. Jawabannya makin bikin saya emosi. "Ada kecoa", sambil tunjuk-tunjuk mulutnya. "Hmmm" begitu timpal saya, masih berusaha cool.

Adegan berikutnya, E-boy menggaruk-garuk pipi. Saya tanya "gatal ya sayang? kenapa?". Eh saya dapat jawaban "kena lombok!"... Hiyyaaahhh cukup sudah, saya gemas luar biasa. Saya angkat E-boy, saya dudukkan di paha. Saya gelitiki sampai puas. Dan saya digoda lagi. "Ada semut" E-boy sibuk memasukkan jari ke mulut. Aduh gak tau lah tampang saya kek gimana. Antara sebal, pengen marah, gemas, juga berharap suami cepat pulang. Tiba-tiba E-boy ketawa ngakak. Puas kali ya dia ngerjain bunda-nya ini. (berlanjut ke tulisan ini).

winnie-the-pooh-yesemoticons-017

Selasa, 07 Februari 2012

07022012











Dalam kurun waktu 10 tahun saling tahu:
5 tahun terakhir menjadi dekat,
4 tahun merangkai indahnya bahtera rumah tangga,
2 tahun lebih menggenapi peran ayah-bunda

Senin, 06 Februari 2012

Koki Amatir

Memasak dan sibuk di dapur awalnya adalah sebuah keterpaksaan. Demi menghemat uang belanja tentunya. Tapi seru juga. Cocok buat saya yang suka bereksperimen dan mudah bosan. Meski saya masih koki amatiran tapi saya punya fans berat. Suami dan anak. Yang tanpa mereka, masakan saya tak akan ada yang menghabiskan. Termasuk urusan menghias makanan versi Jepang yang lucu dan imut-imut itu, saya lakoni juga.. Foto-foto yang saya posting di sini adalah beberapa bentuk yang sempat difoto sebelum masuk perut (sebagian besar lupa difoto, langsung dicomot suami dan anak).

Meski capek pun tetap membuat makanan kok buat keluarga. Apreasiasinya itu loh yang bikin ketagihan. Mencandu dan bikin sakaw! Seperti sabtu yang lalu, kami menyelesaikan urusan pajak dan membayar tagihan bulanan. Kemudian mampir ke book fair. Lumayan dapat buku murah buat suami dan E-boy. Pulangnya sih yang pasti teler berat. Kena macet dan puanas terik matahari yang menyengat. Istirahat sebentar kemudian saya mencoba fry pan pooh yang baru saja sampai sehari sebelumnya. Saya membeli secara online karena memang fry pan yang saya punya sudah rusak (dirusakkan suami tepatnya). Kebetulan saja bentuknya winnie the pooh. Harganya terjangkau lah! Karena saya masih amatir dan ingin mencoba fry pan baru, maka saya memakai pancake mix. Ternyata pan fry ini tidak seperti punya saya yang dulu, yang anti lengketnya tidak berfungsi. Puas sekali dengan hasil coba-coba pertama ini. Pancake bentuk kepala poohnya cakep bener, saya olesi dengan madu dan ditaburi gula halus. Saya langsung teriak "difoto dulu!!".


Fry pan saya yang dulu itu lengket, saya kesulitan membalik pancake. Hasilnya gak bagus sama sekali. Sedikit gosong dan tepi pancakenya jadi tidak rata *kecewa*. Akhirnya fry pan yang lama itu teronggok begitu saja dan digunakan suami untuk melelehkan lilin. Lelehan lilin panas dimasukkan ke dalam pieces rubik (kebayang gak?). Dengan sedikit kesabaran,,, saya mendapatkan fry pan baru dengan bentuk kepala winnie the pooh, anti lengket betulan pula hihihihi....


Foto di bawah ini adalah koleksi lama. Jauh sebelum E-boy lahir. Jadi jangan ditanya yaa bagaimana resepnya. Lupa total. Yang diingat hanyalah pujian enak dari suami dan piring yang bersih tanpa sisa pancake sedikitpun. Padahal sedikit pahit di bagian yang gosong.


Sedikit demi sedikit bento tools yang saya punya itu banyak juga. Kebanyakan beli karena tidak sengaja melihat di mall. Salah satunya ya di bawah ini. Maksud membelinya adalah untuk menggantikan fry pan lama yang lengket itu. Saya coba untuk membuat telor ceplok sebagai permintaan maaf kepada suami karena telah membuat rubik 7x7x7 menjadi serpihan kecil-kecil. Untung rubiknya bisa dirakit kembali (sepertinya dalam waktu dua jam). Tapi saya belum pernah mencobanya untuk membuat pancake. Kapan-kapan deh saya coba.


Bagian paling mengerikan sekaligus menyenangkan adalah saat mempelajari teknik memotong. Saya ini kan takut sekali dengan pisau. Jadi belajar bikin bentuk sosis yang lucu-lucu begini untuk menghilangkan ketakutan saya akan pisau. Sumpah belum hilang!! Berkurang aja sih kadarnya dan tetap tidak berani pakai pisau yang tajam sekali. Walau saya punya pisau winnie the pooh dengan gagang berwarna kuning, tetap saja sehari-hari memakai pisau ukuran mini dengan ketajaman di bawah standar.

Bikin sosis seperti foto di atas itu gampang loh. Hanya perlu kesabaran aja di awalnya. Sekali lagi karena punya fans berat dan fanatik. Bentuk-bentuk tersebut belum sempurna disusun sebagai bento tapi sudah musnah duluan masuk perut suami dan anak. Indahnya menjadi koki amatir...