Selasa, 31 Januari 2012

Kangen

Karena si bocah ganteng sudah semakin mandiri. Dalam artian bisa bermain sendiri meskipun saya harus berada dalam jangkauan matanya. Waktu menjadi berlimpah ruah. Saya banyak melakukan kegiatan ini-itu yang berbasis kesenangan pribadi. Kangen yang saya maksud di atas adalah keinginan menonton beberapa judul mini seri. Semuanya saya lewati bersama dengan suami. Andaikan bisa diputar ulang... saya ingin memiliki semua mini seri ini sebagai harta karun paling berharga. Judulnya:

1. Densha Otoko
Cerita bagaimana usaha seorang laki-laki aneh mengencani perempuan cantik bak putri raja. Laki-laki aneh ini dibantu oleh komunitas orang-orang aneh pula yang ada dalam sebuah forum online. Kayaknya mereka tidak mungkin bersatu. Perbedaannya bagai bumi dan langit. Lucu, seru, bikin lidah ingin berkomentar terus.

2. Janguru wa itsumo hare nochi Guu
Tidak ingat lagi bagaimana ceritanya. Yang jelas saya dan suami ketawa ngakak di setiap episodenya. Menjadi terapi ketawa dalam proses penyembuhan saya yang baru pulang dari RS. Aduh... saya kangen dengan bentuk-bentuk aneh setiap karakternya. Kangen dengan alur berpikir si Hare dan Guu yang sangat tidak umum. Kangen dengan ekspresi-ekspresi lebay...,, bahasa tubuh yang tidak bisa diterjemahkan (goyangan/lambaian aneh). Cocok ditonton siapa saja yang ingin tertawa sampai perut teraduk-aduk.

3. Super Rookie
Ini juga menjadi bahan dalam terapi ketawa. Kocak banget. Keberhasilan seorang laki-laki payah hanya karena faktor keberuntungan yang terus-menerus. Hal yang aneh tapi bisa saja terjadi. Hmmm... kangen melihat setiap detil keberuntungan si Kang Ho (mukanya aja enggak banget tapi bisa dapat kerja oke dan cewek cantik).




winnie-the-pooh-yesemoticons-010 (kapan bisa nontonnya??)

Senin, 30 Januari 2012

Digital Fortress

Dua tahun lebih novel Dan Brown ini saya miliki. Proses pembeliannya pun unik. Gara-gara saya sebal dengan suami. Waktu itu saya hamil tua, bisa melahirkan kapan saja. Eh suami pergi ke rumah kawan. Alasannya sih mau ngopi data. Saya pikir sejam dua jam selesai. Pergi pagi tapi sampai jam 2 siang belum juga pulang. Hmmm... makin lama makin emosi. Daripada semakin kesal gak juntrung, saya memilih pergi ke toko buku. Tidak menyangka bisa menemukan novel ini yang memang jadi buruan suami (doh walau kesal bin marah,,, dibeli juga ya tuh novel). Selain novel Dan Brown, saya juga membeli novel lain yang sekarang dilayar-lebarkan. Judulnya Surat Kecil untuk Tuhan. Lucunya, di dompet saya hanya ada selembar uang seratus ribu dan beberapa lembar ribuan untuk naik angkot. Ludes!! Pulang hanya membawa dua buah novel.

Ajaib! Suami menamatkannya dalam tempo dua hari saja. Cukup mencengangkan! Karena suami jarang sekali menamatkan sebuah novel. Katanya sih bagus. Saya coba ikut membaca beberapa puluh halaman di sela-sela waktu,,, tapi tak sanggup. Entah karena saya yang masih kesal atau karena hal lain. Beberapa hari kemudian saya melahirkan dan sibuk ini-itu... si novel Benteng Digital terbengkalai, tersusun rapi di rak buku. Akhirnya kesampaian juga membacanya akhir pekan ini. Ternyata Benteng Digital tidak sehoror bayangan saya dulu. Ringan dan sangat mudah diikuti. Selalu membuat saya penasaran. Alurnya cepat. Banyak hal tak terduga. Dan di bagian paling akhir membuat saya terhenyak.

Secara singkat, novel 566 halaman ini menceritakan beberapa puluh jam kehidupan Susan Fletcher dan David Becker yang terpisah negara. Susan Fletcher adalah kepala kriptografer di National Security Agency (NSA), sebuah lembaga US paling rahasia, yang memiliki tunangan bernama David Becker. David Becker merupakan profesor di bidang bahasa yang menguasai beberapa bahasa sekaligus. Keduanya terlibat dalam sebuah intrik berbahaya dalam tubuh NSA. David Becker harus mengejar sebuah barang berharga demi NSA di Spanyol tanpa tahu bahwa ia akan dibunuh. Sedangkan Susan Fletcher mengalami serangkaian situasi menegangkan di dalam kantor NSA. Kecerdasan Susan Fletcher dan kemampuan analisa David Becker mampu menyelamatan NSA dari para serangan hacker. Ingin tahu detil ceritanya? Baca yuk...

Sedikit ganjalan buat saya dan suami adalah kesalahan penulisan sebuah kata. Yaitu kata alogaritma (harusnya: algoritma). Kesalahan ini cukup mengganggu, rasanya ingin sekali mengubahnya. Dan bagian yang membuat saya termenung cukup lama adalah di bagian epilog. Ketika seorang ayah menerima kembali jasad anak kandung yang telah lama ditinggalkannya. Saya yakin si ayah sangat menyesal telah mengabaikan anaknya yang sangat luar biasa.

Novel Benteng Digital ditutup dengan 128-10-93-85-10-128-98-112-6-6-25-126-39-1-68-78. Ada yang tahu artinya ???

Sabtu, 28 Januari 2012

Akhir Pekan Seru

Hari ini sangat senang...

Dimulai dari memanjakan diri di salon langganan. Habis 15 ribu rupiah saja. Tapi tampilan jadi segar dan kepala terasa sangat ringan. Yang paling membanggakan adalah rambut E-boy yang dipuji habis-habisan oleh penata rambut langganan saya. Secara saya selalu minder dengan potongan rambut E-boy. Saya tuh paling susah kalau disuruh percaya pada orang lain. Apalagi kalau urusan anak. Biasanya komentar yang saya dengar:

"duh, kasian kok dipotong bathok terus"
"potongnya dicetak dengan mangkuk ya?!"
"siapa yang potong?" sambil pasang muka berkerut

Untungnya keluarga besar saya mendukung keputusan saya memotong sendiri rambut E-boy. Nenek bahkan bangga karena sejak bayi kan sudah punya gaya bathok tapi sekarang ngetrend (akhir-akhir ini sering terlihat model cilik di tivi dengan potongan serupa E-boy). Jadi komentar-komentar miring di atas saya abaikan. Mempengaruhi emosi sejenak tapi tidak cukup membuat saya bete. Daaaannn......... hari ini komentar si mbak penata rambut membuat kepala saya membesar signifikan "duuh, rambutnya bagus dek... ayoo.. kamu jadi bintang iklan aja... itu loh ngiklanin merk zw*tzal aja atau p*geon".... *sumringah sepanjang hari*

Berikutnya ke toko penjilidan buku. Cukup lama di toko ini. Hingga akhirnya E-boy mengeluh ingin ke kamar mandi. Dua biji AC tak bisa mengenyahkan rasa gerah. Tetap panas. Apa karena banyak orang yaa?
E-boy: "bunda, pipis"
Bunda: "waaah... gak ada kamar mandi sayang"
E-boy: "pipis kamar mandi"
Bunda: *mulai bisik-bisik* "sayang, pipis di popok aja, gak apa-apa kok"
E-boy: "ndak" *geleng-geleng kepala*
Saya mulai panik. Gimana caranya yaa.. Menyuruh pipis di pinggir jalan kok ya gengsi! Oke,, ngerayu suami aja lah. Saya minta tanya di mana ada toilet. Huhuhu.. si ayah terlalu serius ah ama bukunya. Ya udah,, pakai jurus yang lain. Mengajak makan di warung karena sudah hampir tengah hari juga sih. Suami langsung bilang "ayoo,,, makan kebab ya". Ya ampun,, anak saya ini benar-benar luar biasa. Bisa menahan pipis. Tak mau sama sekali pipis di popok.

Suami menyempatkan potong rambut juga. Tampak jauh lebih muda he he he... TAPIIIIII, barusan saya cek bagian tengkuk suami,,, ada luka kecil sepanjang 0,5 cm. Ammpppppuuuuunnnn membuat saya semakin bertekad untuk memotong sendiri rambut si E-boy... Practice makes perfect kan?!

Kamis, 26 Januari 2012

Nikmat dari Tuhan

Rasanya tenggelam dalam berbagai masalah selama 10 hari ke belakang sudah lebih dari cukup. Hidup harus terus dijalani. Harus tetep ceria dan optimis dalam mendidik anak. Ada banyak pelajaran positif buat E-boy selama 10 hari kemarin. Saya selalu berusaha mengambil celah untuk memasukkan sebanyak mungkin hal bermanfaat. Suasana menegangkan yang baru saja berlalu (dan belum tentu berakhir) saya ubah menjadi kelas pembentukan karakter. Saya pergunakan kesempatan itu untuk mengajarkan bahwa tidak selamanya hidup itu menyenangkan, pasti ada saat kita menangis dan marah.

Pagi ini saya sangat merasakan nikmat yang Tuhan berikan. Betapa saya sangat bersyukur mendapatkan titipan anak yang begitu luar biasa. Sangat jarang rewel. Rajin membantu. Tidak susah makan. Mulai mandiri. Dan setumpuk kemudahan-kemudahan lain. Apakah ini buah yang saya petik setelah berjuang sekian lama? Perjuangan yang dimulai sejak E-boy dalam kandungan? Hihihihi... terlalu dini yak kalau menyimpulkan demikian... Perjalanan mendidik dan mengasuh anak masih panjaaaanngg..

Kamis, 19 Januari 2012

Tanpa Judul

Bersimpuh...
Bersujud...
Berserah...



Mungkin itu lah yang bisa saya gambarkan dari kondisi saya saat ini. Rasa lelah dan perih sangat kentara. Bagaikan berjalan di atas pecahan kaca. Berdiam diri sakit, melangkah juga sakit. Untuk setiap permasalah yang ada saat ini, tolong doakan kami yaaaa....

Minggu, 15 Januari 2012

DOLAN DINO SABTU

Sudah lama saya merencanakan ke Batu. Yang namanya rencana itu kok ya susah diwujudkan. Karena sudah berjanji kepada seorang teman, sabtu kemarin nekad ke Batu juga. Untuk sementara waktu melupakan kepenatan hidup. Berangkat jam 9 pagi menuju kampus. Menyelesaikan satu-dua hal, dan membawa serta beberapa tumpuk berkas! Sampai di Batu, mencari-cari alamat rumah teman. Payahnya saya tidak bertanya detil *jedotinkepalakedashborjeep*

Modal nekad,,,, dengan informasi minim di mana ancer-ancernya... di jalan sempatin sms-an dan telp, sampailah kami di rumah teman. Suguhan soto banjar itu sangat memikat. Ingin memasak juga ah di rumah. E-boy lahap sekali loh makan soto banjar ini. E-boy bermain sama dek Reezad dengan seru. He he he.. para emak dan bokap rumpi sendiri-sendiri sambil ngawasi dua batita bermain. Lucu oey, kocak, gemes, yang satu udah lari-lari dan yang satu dalam proses belajar jalan. Kebayang gak sih gimana mereka bermain bola?! *nyeselgakdidokumentasikan*

E-boy ini memang komedian cilik.. masa kakak Budi dipanggil "kakek Budi"............. *waataaaawwww, jitak kepala E-boy dengan gemas*. Semua orang ketawa termasuk si empu nama. Duuh maaf ya kaak.., Erdi usil. Ngelirik jam,, lah kok sudah jam 1 lewat.., padahal kami belum nengok tanah dan ke Lawang. Sedih yaa rumpiannya harus diakhiri... Dek Reezad nangis pas dipamiti *mewekjuganihtante* Ntar ya deeekk, tante main-main lagi ke sana...

Teman saya yang satu ini ajaib deh.. memberi banyak hadiah kok ya paas semuanya. Suami kan suka pemetaan, eh diberi oleh-oleh kaos Kalimantan yang ada gambar petanya di bagian belakang. Jaket untuk E-boy! Padahal kemarin saya berfikir "jaket Erdi kan cuma satu nih, perlu beli lagi deh keknya". Alhamdulilaaaaaahhhh.... Dan yang bikin saya hampir pengsan adalah batu-batu Kalimantan ini dan kain tenun yang indah... *girangtiadatara* Makasih ya Ami.... Senang bisa menemukan teman sebaik Ami.


Sampai di Lawang sudah sore. Itu pun harus diliputi kecemasan. Ketok pintu sampai lama tak ada jawaban. Bikin panik aja... Telp hape bapak dan ibuk plus telp rumah kok ndak diangkat. Alhamdulilah tak ada apa-apa hanya ketiduran pulas karena cepek aja. Sabtu kemarin benar-benar sangat menyenangkan. Bisa berkunjung ke teman dan menengok orang tua. Meski semuanya dalam porsi waktu yang amat singkat. Masuk rumah jam 9 malam teng. Dan si bodo Dodo marah-marah (kucing peliharaan berumur 6 tahun). Pipisnya disebar ke seluruh lantai kandang. Dan kotorannya diluar baki toilet. Huuuwwaaa.... kucing bisa protes juga ternyata!

Karena terlena oleh keindahan batu-batu kalimantan, saya langsung garap malam itu juga. Sebenarnya saya sangat penasaran bagaimana rasanya mengikat batu yang tidak memiliki lubang. Susah! Ribet! Jatuh terus! Dicoba-cobi dan akhirnya bisa. Jadi juga sepasang anting-anting yang niat awalnya dibuat simetris. Apa daya masih dalam taraf belajar dan tidak ada niat jualan. Eh jadinya kok antik juga lho *memujidirisendiriyangtentunyatidakbaikbuatkesehatanjiwa*



sunggar sepertiga jadi

Setelah jadi sepasang anting-anting, proyek bikin sunggar yang lama terbengkalai saya garap juga. Lumayan ribet bin ruwet. Saya hanya mampu menyelesaikan kerangka saja. Belum saya hias dengan batu-batu lain (ingin meletakkan beberapa mutiara) dan belum ada lilitannya sama sekali. Murni masih kerangka kosongan, selain batu besar di bagian tengah. Berhenti sebentar tarik nafas, baru teringat eh iya ada koreksian sebelumnya yang belum saya hitung nilainya. Keinginan untuk membuat aksesoris dihentikan dulu. Lama-lama liat tulisan mahasiswa kok jadi berat mata saya.... Dolan dino sabtu itu benar-benar melelahkan tapi menyenangkan (E-boy mengigau, ketawa cekikian, mungkin bermimpi masih bermain sama dek Reezad dan kak Budi).

Pamit dulu yaaaa... mau mandikan Dodo yang super dekil kena pipisnya sendiri...

Rabu, 11 Januari 2012

Penyakit Aneh (Menghilangnya Konsep Waktu)

Berkali-kali hari ini saya menanyakan ke suami "besok hari apa ya?". Jawaban suami selalu "kamis". Tapi saya tetap ngotot kalau besok itu hari jumat. Berkali-kali pula saya melihat kalender, ya, besok memang hari kamis. Tapi entah mengapa yang tertanan di dalam otak adalah hari jumat. Sampai suami sebal sendiri. Cerewet tentang "konsep waktu" yang hilang dari diri saya hari ini.

Sekarang kalau saya resapi lagi, saya ingat-ingat lagi, penyakit lupa hari ini berawal di tahun 2007. Sudah 5 tahun. Anehnya, penyakit ini hanya menyerang di minggu pertama atau minggu kedua di awal tahun. Saya kacau. Janji bisa terlewati. Beruntung hari ini dan esok saya tidak punya janji dengan orang. Semua urusan bisa kacau. Bisa berbuntut panjang.

Mungkin sebelum tahun itu saya juga bermasalah dengan konsep waktu. Pernah saya tidak mengikuti UAS mata kuliah tertentu karena salah hari (sekitar 2002-2003). Tapi saya tidak ingat pasti apakah itu terjadi di awal tahun atau kapan. Yang jelas, efek sampingnya menjadi rumit. Banyak mata kuliah saya yang acak. Saya tidak lagi duduk sekelas dengan teman-teman seangkatan.

Kenapa saya ingat jelas kalau penyakit aneh saya berawal di awal tahun 2007? Karena di saat itulah saya dihadapkan dengan seseorang antik yang akhirnya menjadi suami. Yang tiap awal tahun harus menjadi back-up dan pengingat hari apa serta kegiatan apa. Hanya 11 bulan dari kejadian itu, saya beralih peran. Yang semula single tiba-tiba menjadi istri.

Mau mencari informasi di internet tapi tidak tahu kata kunci apa yang musti dipakai. Ada yang bisa bantu? Ada yang bernasib sama dengan saya? *siap-siap penyakit kambuh di awal tahun depan*

Selasa, 10 Januari 2012

Gila Diskon

Setiap kita mendengar atau melihat tulisan diskon, tak jarang kita langsung menyerbu. Apalagi kalau diskonnya besar. Bisa belanja sampai kalap deh. Dulu saya gila diskon. Setiap ada diskon bisa belanja habis-habisan. Setelah punya anak baru mikir seribu kali. Sekarang kalau belanja harus ada dasarnya. Pertanyaan "perlu apa ingin?" harus dijawab dengan jujur.

Online shop memberi banyak kemudahan buat saya. Menghemat tenaga dalam berburu diskon atau mencari barang yang kita perlukan (bukan sekedar di-ingin-i). Keluar dari satu toko ke toko lain untuk mencari harga termurah untuk sebuah barang sudah gak jaman lagi. Bisa kurus kering kalau harus membawa anak turut serta.

Yaaa... saya akui, saya memang pembelanja cerewet. Maunya barang bagus, barang unik tapi harga harus termurah. Suami sudah jadi korban. Harus mengantar saya ke mana-mana demi mendapatkan harga termurah *senyum manis ke suami*. Persahabatan saya dengan internet membuat suami lega. Setidaknya waktu dan tenaga suami jadi hemat. Tidak perlu lagi mengantar saya keliling cari barang bagus dan murah.

Berangkat dari kebutuhan saya akan topi bonet (untuk melindungi rambut dari keusilan anak dan suami saat tidur) saya mulai hunting topi tersebut. Eh kok mahal yaaaa..., belum ongkir-nya.... Ahaaaayyy singkat cerita saya pikir dua kali, tiga kali. Ndak jadi beli. Shower cap jadi pilihan yang murah meriah. Dengan harga 5-10 ribu mungkin bisa didapat. Tapi kan berbahan plastik, tidak nyaman, dan bunyi kemresek kalau dibuat tidur.

Pilihan selanjutnya adalah laboratory cap. Ini lebih murah meriah lagi bila dibandingkan dengan shower cap tapi mudah rusak. Biasanya hanya untuk sekali pakai. Hmmm mikir-mikir lagi. Iseng-iseng saya main ke kampung sebelah. Penjual topi bonet yang sama tapi beda lapak. Ada diskon!! Lima puluh persen pula. Huwwaaaa mata langsung berkelip-kelip senang. Kalau ditambah ongkir kan masih murah. Yap saya beli satu deh.... Pengennya sih beli dua biar bisa kembaran ama anak cewek.... Tapi berapa lama lagi tuh saya punya anak cewek *ngimpi dulu deh*

Tips saat belanja on-line:
  • kenali toko on-line dengan baik (biasanya saya percaya kalau direkomendasikan seseorang)
  • buat koneksi yang baik dengan penjual (bisa nambah kawan, siapa tahu dapat harga teman)
  • cek harga di beberapa lapak (satu pemilik toko bisa punya banyak lapak, kadang diskon hanya berlaku di lapak tertentu saja)
  • minta nomer resi pengiriman
  • beli di kisaran harga aman (jangan sampai jutaan)
  • membangun hubungan baik dengan kurir juga perlu (biar barang kita dijaga dan aman sampai di rumah)

Saya melakukan transaksi pembelian topi bonet di sabtu pagi. Eh siangnya saya dapat nomer resi. Saya tidak berharap cepat sampai sih. Taksiran saya mungkin hari selasa atau rabu. Saya yakin barang saya aman karena sudah mengenal baik si kurir yang sering mengantar ke rumah. Tidak disangka barang saya sampai hari senin malam. Sekitar jam 7 malam. Saya terkaget-kaget karena dia itu kurir baru. Saya tahu pasti di mana saya tinggal dan saya paham juga kalau kurir suka gemetaran masuk daerah tempat tinggal saya di malam hari. Pendek kata, saya bertanya-tanya sendiri... Apa motif kurir baru ini mengantar barang saya di malam hari, dengan resiko yang cukup seram. Apalagi barang saya kan menggunakan ongkos yang paling murah.

Ternyata si kurir baru ini bisa dibilang tetangga jauh (setelah tanya jawab singkat saat tanda tangan). Wajar kalau dia mau mengantar ke rumah saya di malam hari. Mana mungkin kan orang dalam diteror orang dalam he he he... Dan dia sebenarnya mau pulang jadi sekalian mampir dulu ke rumah saya mengirimkan barang. Olaaaalaaa senangnya....... Dapat harga murah, barang bagus (jahitan rapi), dan cepat sampai. Rejeki bukan?

Sabtu, 07 Januari 2012

ONDE GUNDUL-GUNDUL

Seperti tahun sebelumnya, kami menghabiskan malam tahun baru di gubug (Kebun Teh Wonosari). Tanggal 31 Desember 2011, kami berangkat pagi-pagi sekali demi menghindari macet. Sampai di rumah Lawang, kami menyiapkan perbekalan. E-boy gembira sekali karena bertemu nenek (kakek sudah ada di gubug). Mendapatkan suguhan berupa onde-onde. Onde-onde ini buatan nenek loh... Jadi aman dan sehat! Yakin! 100 % dari bahan terbaik (promosi), rasanya juga enak.

Semua perbekalan siap, mulai dari makanan dan aneka bahan penghangat. Eh kok hujan toh... Mana mobil nenek ternyata dalam kondisi tidak fit. Jeep kami juga demikian, salah satu ban pecah, untung masih ada ban cadangan. Kondisi hujan, juga jalan menuju gubug yang berlanggak-lenggok menanjak, plus lalu lintas yang cukup padat, membuat saya dag-dig-dug sepanjang perjalanan. Sampai di gubug sekitar jam 4 sore. Mobil nenek tidak bisa dimatikan. Mesinnya terus menyala meski kunci sudah di-off-kan, bahkan sudah ditarik keluar. Hujan-hujan deh suami dan kakek membetulkan mobil.

Alhamdulilah akhirnya mesin mobil bisa dimatikan juga. Perbekalan diturunkan. Makanan dibuka semua... Eh ada onde-onde tapi gundul. Ternyata nenek kehabisan wijen. He he he... mulailah aksi kocak E-boy. E-boy berteriak "ONDE GUNDUL-GUNDUL" sambil ketawa menutup mulut. Setelah itu dicomotnya beberapa onde-onde gundul. Saat diralat, E-boy bisa mengucapkan "Onde-Onde Gundul". Melirik di kejauhan.... ada buah nangka! Mumpung hujan sudah reda... yuuuukkk dipetik.... Lumayan buat camilan.












Saya ingin sekali turun untuk memetik buah nangka, apa daya ada E-boy. Takut E-boy tergelincir karena tanah yang becek. Saya memutuskan tetap di gubug sambil mendokumentasikan suami dan kakek-nenek memetik buah nangka. Sudah hampir maghrib waktu itu, kabut mulai datang. Pohon nangka tidak setinggi yang dikira sebelumnya dan ternyata ada sungai kecil di sebelah timur. Akhirnya tangga diganti dengan tangga yang lebih tinggi dan buah nangka diikat dulu dengan tali agar tidak jatuh ke sungai. Taaaaarrraaaaaaa buah nangka didapatkan....

Sepanjang sore itu E-boy tetap berceloteh "ONDE GUNDUL-GUNDUL". Sambil ketawa heboh. Kami mengira tak akan ada pesta kembang api di kebun teh. Hujan kembali turun. Cukup deras. Dingin mulai menyengat. E-boy juga mulai minta tidur. Kami memutuskan tidur (kecuali kakek yang berjaga di teras). Beberapa menit sebelum jam 12 malam, E-boy terbangun. Kakek-nenek juga sudah bangun. Ternyata ada suara kembang api di luar sana. Kami semua menyaksikan pesta kembang api. "Dug-Dug" begitu istilah E-boy untuk kembang api. Saya gemetar kedinginan. Padahal saya sudah pakai baju hangat, jaket bertopi, kaos kaki, tapi tetap terasa dinginnya. E-boy kami selimuti rapat seperti kepompong he he he.... Karena kamera rusak, kami tidak bisa mendapatkan foto-foto kembang api di langit luas, pemandangan kota Malang juga indah loh...


Kami terjaga sampai jam setengah tiga pagi. Setelah itu tertidur pulas. Bahagia rasanya ketika kita dibangunkan oleh mentari pagi yang hangat. Khusus untuk E-boy..... tidak bangun sampai jam 8 pagi. Pertama kalinya doi bangun sesiang itu. Sayangnya, hari senin sudah banyak pekerjaan menanti. Saya dan suami juga E-boy harus pulang ke Malang. Anehnya,, arus lalu lintas menuju kebun teh tidak berhenti. Di depan gubug sampai macet. Kami harus menunggu lalu lintas agak sepi supaya bisa menyebrang jalan menuju Malang. Sampai siang tak ada perubahan, makin banyak saja yang naik ke kebun teh. Nekad juga kami pulang. Macet di mana-mana. Sampai rumah sudah maghrib. Capek tapi senang!!