Senin, 26 Maret 2012

Duka di Pagi Hari

Anak-anak Hami Hami tumbuh dengan sangat cepat. Di hari ke-10 dan ke-11 mata anak hamster terbuka, satu persatu. Tetapi hingga hari ke-12 ini, mata anak hamster yang berwarna putih polos tidak kunjung terbuka. Badannya paling kecil bila dibandingkan dengan yang lainnya. Pagi tadi saya mendapatkan laporan suami kalau anak hamster putih sudah lemas. Saya tengok, saya angkat, saya letakkan di telapak tangan. Memang iya. Lemas. Detak jantung lambat. Saya kembalikan ke induknya. Dengan harapan, hanya Hami Hami lah yang bisa merawatnya dengan cara yang tepat. Karena kondisi yang seperti itu, saya pindahkan kandang ke area yang sepi. Hami Hami dan ketiga anaknya berkumpul. Sepertinya damai sekali.

E-boy menemani saya memasak, kemudian saya minta E-boy memberi makan hamster dengan sepotong kacang panjang. Tiba-tiba terdengar suara berisik. Ternyata dua anak hamster yang sehat berebut makan kacang panjang. Saya ketawa gemas. Kacang panjangnya cukup untuk dimakan berempat, saya potongkan dengan ukuran yang lumayan. Gitu kok ya berebut toh... Berebut memang asyik ya?! Eh saya kok curiga, anak hamster putih tidak tampak. Gundukan serutan kayu yang biasanya keliatan bergerak. Ini sama sekali tak ada pergerakan. Tak ada kehidupan selain Hami Hami dan kedua anaknya. Saya bongkar-bongkar seluruh serutan kayu. Dan apa yang saya temukan??

anak hamster putih mati

Sedih sekali harus kehilangan satu anak hamster di pagi ini. Mudah-mudahan dua yang lain bisa terus bertahan sampai usia maksimum. Untuk mengobati duka di pagi hari ini, saya suka melihat video anak-anak hamster yang berebut kacang panjang. Berkali-kali sambil tertawa geli. Selamat menonton juga ya..


Tetap harus semangat melakukan banyak pekerjaan di minggu ini!

Kamis, 22 Maret 2012

Kau Ku takhluk-kan dengan Indah

Apa yang kita baca dan apa yang kita dengar belum tentu sesuai dengan kenyataan. Kebenaran tidak bersifat mutlak. Sering saya membaca kalau karakter hamster campbell itu galak dan suka menggigit. Memang beberapa hari setelah membawanya pulang, ada gelagat suka menggigit. E-boy juga menjadi korban. Tetapi saya tidak menyerah begitu saja. Bagaimana kita tahu peringai seekor hewan kalau kita tidak berkawan secara instensif. Sampai akhirnya Hami Hami beranak, 3 ekor bayi yang sangat lucu. Di berbagai forum saya membaca, bahkan ditulis dengan warna merah, kalau tidak boleh menyentuh hamster dan bayinya sampai usia 2 minggu. Apa dikata insting saya mengatakan... "Ini hamster tidak galak. Dia induk yang sangat hebat". Hari-hari pertama, saya memberikan pakan dalam jumlah sangat melimpah. Saya pindahkan kandang ke area rumah yang relatif sepi dan jarang dilalui. Setelah berumur satu minggu, saya tidak lagi tahan dengan kondisi serutan kayu yang mulai berbau dan sangat kotor (biasanya saya ganti tiap 3 hari sekali). Suami masih saja sangat protektif terhadap Hami Hami dan anaknya. Hari ke-8, saya pun nekad. Saya ganti serutan kayu dengan yang baru. Serutan lama saya ambil dengan mangkuk plastik kecil, kemudian saya taburkan serutan kayu baru yang banyak. Tak lupa memberi makan dalam jumlah sangat banyak. Hami Hami sepertinya lebih banyak punya me time. Tingkahnya salto ke belakang kembali ditekuni. Saya gemas, kuatir anak-anaknya terinjak dan terluka. Siang tadi, ke-imut-an anak hamster memukau. Tangan saya reflek mengambilnya (kalau ada suami pasti tidak bisa melakukannya, omelannya bikin telinga sakit). Seekor. Usianya baru 9 hari, gerakan sangat lincah, mata belum terbuka, tetapi sudah mulai makan apel dan milet yang saya sediakan buat Hami Hami. Luar biasa ajaib (Perkembangan hamster dari hari ke hari bisa diintip di sini dan sini yaa). Agak bergetar hati saya ketika menggembalikan anak hamster yang saya culik tadi... ternyata Hami Hami menyambutnya gembira, langsung disusui. Waaah saya makin besar kepala! Satu persatu anak hamster itu berada di telapak tangan saya. Bergantian! Barusan ini saya menyadari kalau si campbell milik saya tidak segalak pemikiran dan pengalaman orang. Perilaku suka menggigitnya sudah tak ada lagi. Saya bisa leluasa mengambilnya dari kandang tanpa mangkuk plastik. Demikian pula dengan anak-anak hamster, saya bisa mengambilnya tanpa sungkan. Mungkin Hami Hami sudah dalam kondisi sangat rileks. Perilaku suka menggigitnya di awal kedatangan bisa disebabkan oleh stres lingkungan dan juga sedang bunting. Jangan mudah percaya perkataan dan tulisan orang, buktikan dulu. Setidaknya analisa dengan kepala dingin dan hati nurani yang jernih...

Selasa, 20 Maret 2012

Ibu Beranak Hobi Dipotret


"Sedap dipandang" sudah menjadi tuntutan! Mau sesibuk apapun, mau punya anak berapapun.. Harus menyempatkan waktu untuk merias diri.












Tak perlu berlebihan. Tata rias wajah natural saja. Pilih baju yang nyaman dipakai. Aksesoris dikenakan sebagai pemanis. Tak lupa selalu tersenyum untuk tetap terlihat awet muda..

Senin, 19 Maret 2012

Harta Paling Berharga

Bentuk harta paling berharga buat masing-masing orang bisa berbeda. Bermacam-macam. Ada yang bentuknya uang, tanah, rumah, mobil, atau perhiasan emas berlian. Tetapi ada juga yang seperti saya, harta paling berharga adalah anak. Harta yang akan dijaga dan dilindungi dengan sepenuh hati.




Anak mampu membuat saya tetap kaya bahkan bertambah kaya dari hari ke hari. Kekayaan apa saja yang bertambah? ILMU! Mulai dari ilmu tentang kehamilan, ASI, tumbuh kembang anak, kesehatan, parenting, imunisasi, MPASI, dan masih banyak lagi yang saya pelajari dalam kurun 3 tahun terakhir. Kekayaan lain yang bertambah adalah SABAR. Saya tidak pernah membayangkan menjadi seseorang yang sesabar ini. Tidak pernah terlintas bahwa saya bisa tetap tenang ketika badai penyakit datang ke keluarga saya. Mempraktekkan RUM dengan penuh kesabaran. Keterampilan MASAK yang dulunya tidak akan menjadi dunia saya, kini menjadi salah satu ekspresi untuk menyatakan betapa saya sangat mencintai suami dan anak. MARAH menjadi TERARAH! Loh kok bisa?? Ketika peran ibu ada di pundak, saya tak bisa lagi marah yang meledak-ledak seperti dulu lagi. Anak saya akan menjadi persis seperti saya. Oleh karena itu, saya belajar bahwa marah tidak harus seperti raksasa kelaparan. Marah harus bersifat konstruktif, yang hanya bisa berhasil jika ditujukan kepada orang yang membuat kita marah, dengan kadar yang tepat, serta dengan cara dan tujuan yang baik.

Apapun bentuk harta berharga yang kita miliki, mari kita jaga agar tetap memperkaya kita...

Rabu, 14 Maret 2012

Tertipu

Dongkol!
Sore tadi saat melintas di daerah ijen, ada banner kripik maicih. Karena sudah sakaw lumayan lama, seketika juga saya berteriak kepada suami.. "sayang.. itu maicih! menepi.. menepi..". Untung kendaraan tidak dalam kecepatan tinggi. Standar aja di 40 km/jam. Meski parkir agak jauh dari lokasi penjualan kripik pedas maicih ya ditempuh juga demi mengobati sakaw itu tadi. Sebenarnya saya agak curiga dengan lokasi penjualan yang berbeda dari biasa-biasanya. Kemudian kendaraan untuk menjual juga bukan tipe biasanya.

Kondisi rintik-rintik kecil, tidak mungkin saya yang turun membeli. E-boy sangat lengket di pangkuan saya dalam kondisi mengantuk. Suami lah yang akhirnya turun dan mencoba memborong. Lah... terteepppuuu! Ternyata itu bukan maicih. Keripik Setan merknya. Alasan yang jual sih maicihnya habis. Mbok ya kalau udah habis tuh banner dilipat, disimpan di mana gitu, jangan dipasang terus. Suami mencoba membeli dua bungkus keripik setan. Level 10 dan level 8 (kayaknya). Rasanya jauh dari sedap. Sekarang tenggorokan saya bagai terbakar. Sangat haus! Diminumi bergelas-gelas air putih tetap saja haus. Kering bener nih tenggorokan saya.

Enggak-enggak lagi deh beli kayak gini. Kalau memang maicih habis ya sudah tak mau mencoba merk-merk aneh lagi. Kapok bener saya tertipu hari ini >.<

Selasa, 13 Maret 2012

Hami Hami Maou Chan Beranak!

"Haaaa..... punya anak??!!", begitu jawab saya setengah sadar dengan muka bengong beberapa jam yang lalu. Pasalnya suami membangunkan saya di tengah malam... "Ve.. Ve.. Hami Hami punya anak!". Bagaimana saya tidak bengong,, kami itu belum membelikan pejantan! Saya langsung menengok Hami Hami dan memang benar ada bayi hamster yang masih merah!! Ada satu. Berarti saya membeli hamster yang sedang hamil!! Tak lama kemudian terlihat ada gerakan di bawah gundukan serutan kayu. Saya menduga ada dua bayi hamster. Kuatir juga dengan kondisi satu bayi hamster yang diabaikan oleh Hami Hami tapi saya dan suami tak bisa melakukan apa-apa. Hamster binatang soliter dan sangat teritorial. Bila stres atau kekurangan makan bisa-bisa memakan anaknya sendiri. Dia juga tahu mana anak yang sehat/bisa bertahan hidup dengan yang cacat/akan mati. Kami menemani Hami Hami cukup lama. Saya jadi tahu sendiri bagaimana Hami Hami melahirkan bayi ketiganya.


Sekitar empat hari belakangan saya memang curiga dengan kegiatan nesting alias nyarang yang dilakukan Hami Hami. Dia tampak lebih sibuk. Selalu membuat gundukan serutan kayu di tempat tertentu. Suka sekali menyimpan makanan dalam jumlah besar di gundukan serutan kayu lain. Dan perutnya menggendut luar biasa. Gitu itu saya masih suka iseng. Suka memporak-porandakan hasil kerja Hami Hami. Dan sangat suka mencolek-colek perut gendutnya dengan pensil. Semakin dia marah semakin puas saya menggodanya (jangan ditiru loh ya). Bahkan sehari kemarin saya masih berfoto-foto dengan si Hami Hami.

Hami Hami sehari sebelum melahirkan

Kemarin malam pun masih saya ajak bermain heboh. Jatuh berkali-kali dari tangan saya. Untungnya saya dalam posisi duduk jadi si Hami Hami tidak sampai jatuh fatal. Bagian perutnya masih suka saya pencet-pencet dengan gemas. Saya jadi merasa sangat bersalah. Saat saya tinggalkan kemarin malam, hanya dua bayi saja yang dirawat Hami Hami. Saya tak berharap banyak pada bayi hamster yang ditinggalkan sendirian tertutup serutan kayu, saya bahkan tak tahu apakah dia cacat atau sempurna. Tetapi pagi ini saya mendapatkan ketiganya berada di dalam dekapan Hami Hami, kelihatan segar. Suara cicitannya terdengar keras. Semoga bayi-bayi hamster ini bisa bertahan sampai besar nanti ya... Hmmm.... saya akan mendapatkan anak-anak hamster dengan corak warna yang seperti apa ya??

Sabtu, 10 Maret 2012

Perbaikan

Sejak jumat kemarin, E-boy sudah mulai doyan makan. Ngemil ini-itu, meski kemarin masih meminta syarat berupa oralit rasa jeruk. Ujung-ujungnya saya yang meminum oralit tersebut. Saya amati kondisi tubuhnya, sudah mulai ada perbaikan. Tidak lagi diare. Ada mual sedikit, ketika E-boy pecicilan. Bersyukur tidak sampai muntah yang muncrat seperti sebelum-sebelumya.

Tadi siang saat saya menemaninya tidur..., tiba-tiba E-boy tertawa sendiri dalam tidur. Mungkin ia bermimpi yang menggembirakan hati. Saya jadi ikut tertawa. Senang rasanya si ganteng E-boy sudah mulai normal dan bisa melalui ujian RUM. Tidak perlu membawanya ke dokter yang mungkin semakin membuatnya stres jiwa dan raga (atau malah dapat oleh-oleh penyakit lain yang lebih ganas). Karena E-boy ini plek saya, yang kalau sakit hanya ingin istirahat ditemani orang tersayang. Tak mau diganggu apalagi disuruh-suruh makan. Sehari-dua hari tak makan tak mengapa asal cairan terus-menerus masuk ke dalam tubuh.

Dan memang saat E-boy sakit kemarin, sepanjang hari saya menemaninya, tidak heboh sendiri memikirkan masak apa buatnya. Pelukan, elusan, dekapan dari orang terkasih menjadi keajaiban buat orang yang sedang sakit. Saya percaya tubuh itu sangat ajaib, kebutuhan-kebutuhan dalam tubuh akan membentuk selera makan. Contohnya, saat E-boy mual-muntah-diare, yang dimintanya adalah oralit. Selalu oralit dan beberapa buah yang segar-segar semacam jeruk. Makan pun meminta bubur sayur (telur dan daging mungkin malah bikin mual dan muntah). Sejak E-boy ada perbaikan, oralit hanya berupa permintaan di mulut, tidak lagi diminum. Hari ini makan dan minum-nya mulai normal. Lebih banyak air putih, sedikit teh hangat. Makan sudah mulai bervariasi, dengan catatan nasinya yang lembek.

Yuk Naakk,,, segera sehat, pekerjaan kita masih banyak.. menanti dengan setia loh..

Kamis, 08 Maret 2012

Keracunan Makanan

Bermula hari minggu, E-boy tidak diawasi (pergi ke rumah saudara).. entah makan apa, seberapa banyak. Saya tawarkan berbagai makanan tetapi menolak..

Hari senin kemarin, saya ajak E-boy menyelesaikan urusan perbankan dan membayar berapa tagihan bulanan. Serta mampir ke kampus sebentar. E-boy hanya makan nasi dan telur orak-arik sedikit. Siangnya mulai menolak makan, hanya mau makan ice cream. Sore sampai malam hanya makan beberapa suap nasi dan telur goreng.

Hari selasa subuh, mulai mengeluh sakit perut. Muntah air sangat banyak. Saya pikir karena masuk angin belaka. Saya masakkan tempe goreng dan tumis kangkung. Setiap makan muntah. Hampir 8 kali di hari itu. Saya sodorkan buah-buahan yang ada (pisang, buah naga merah, pear, jeruk). Semuanya sukses dikunyah kemudian dilepeh (bukan dimuntahkan). Saya cek gigi... Oooo gigi ke-20 mulai merangsek gusi. Eee.. tapi urine-nya kok kelihatan coklat keruh. Perawatan yang saya lakukan adalah pemberian oralit rasa jeruk, sedikit-sedikit tapi sering. Setiap muntah langsung menyodorkan segelas oralit. Beruntunglah saya karena E-boy adalah anak yang sangat patuh dan tidak menolak oralit. Yang bikin saya trenyuh adalah permintaan maaf dari mulutnya begitu muntahan itu keluar dari mulut dan mengotori baju+lantai. Saya bilang "gak usah minta maaf Nak, Erdi kan sakit... banyak istirahat dan makan minum aja yaa".

Hari rabu ada jadwal yang tidak bisa dibatalkan. Dibawalah anak yang sedang tidak fit ini ke kebun. Makan mulai mau *Sumringah nih emaknya* apalagi dapat suguhan donat bikinan nenek, pasti aman terjamin. Makan nasi+telor bebek rebus+udang goreng. Sukses makan setelah dibujuk-bujuk. Eh.. kok muntahnya mulai kumat dan ada diare. Setiap makan selalu mual. Mulai panik, jauh dari rumah meski di dalam tas sedia semua perlengkapan dan obat-obatan E-boy. Langsung bikin segelas oralit lagi. Air minum yang dibawa segera diganti dengan oralit jadi mau gak mau di dalam mobil hanya minum oralit saja (termasuk ayah dan bundanya). Mampir ke rumah teman untuk membeli carrier. E-boy melihat ada teman batita seumur, sakit begitu masih bertingkah, gak mau diam, gak mau diajak pulang. Akhirnya berhasil membujuk pulang setelah dikasih coklat oleh si empu rumah.. huhuhuhu.. Sampai rumah menjelang malam. E-boy tampak kuyu dan lemas. Oralit masih saya teruskan. Urine-nya tampak berubah-ubah warna. Terkadang kuning muda, terkadang coklat keruh. Sms yang masuk bikin risau aja,,, yang mengkuatirkan ginjalnya E-boy dll... Ini sih bikin irasional... *simpan hape di tempat terdalam*

Hari ini, hari kamis ketika catatan dibuat... Saya bertengger manis di sebelah E-boy yang tertidur pulas. Rencana untuk hari kamis buyar.. Ya emang kudu istirahat total kali yaaa.. Sibuk sih sibuk tapi kudu tetep inget stamina anak ada batasnya. Subuh tadi E-boy bangun langsung ke ayahnya di bawah, makan secuil donat dan telur puyuh. Saya buatkan teh hangat karena menolak makanan yang saya tawarkan (mumpung belum masak nih saya). Eh.. muntah lagi... Serem ah... Saya kupaskan pear, dimakan sedikit kemudian dilepeh... Saya suapi pisang, sedikit sekali, seujung jari mungkin. Kemudian E-boy meminta tidur di atas. Saya gendong ke atas.. dan saya sukses kena muntahan pisangnya.... Segelas oralit dibuatkan ayah,,, beruntung tidak ditolak bocah ganteng. Tetap sedikit-sedikit tapi sering. Tiba-tiba E-boy meminta makan, saya tawarkan bubur. Karena E-boy masih lengket dengan saya, akhirnya ayah yang membuatkan bubur. Saya pikir E-boy tertidur, saya berniat menggantikan ayah memasak bubur. Lha kok si bocah ganteng memanggil-manggil "bunda bobo'".. Saya tengok, posisinya sudah di tangga.. Takut muntah nih.. Saya berlari dan secepatnya menggendong, menidurkan di kasur. Beruntung E-boy makan sangat banyak, bubur buatan ayahnya sangat lembut dan tidak bikin eneg.. Isinya sayur-sayuran (sesuai yang ada di kulkas). Satu mangkuk ukuran dewasa sanggup dihabiskan E-boy yang lemas kelaparan. Suhu tubuh mulai meningkat. Saya sangat girang karena itu artinya tubuh E-boy mulai bekerja membunuh kuman-kuman jahat yang bikin sakit. Mudah-mudahan racunnya segera keluar, bakteri dan virus jahat segera tamat riwayatnya!

Minggu, 04 Maret 2012

Cempedak Muda Diapakan Nih??

Beginilah kalau orang lagi banyak urusan plus masalah sedang berbelanja.. Kilat khusus dan berujung pada kesalahan (sedikit) fatal. Diburu-buru waktu dan ditunggu orang membuat saya asal ambil barang belanja sesuai daftar yang saya buat. Sore itu saya memutuskan membeli buah cempedak yang notabene tidak ada dalam daftar belanjaan. Harumnya menggoda iman sih (saya pernah mencicipi sekali). Saya ambil ukuran yang paling kecil. Bayar dan menyelesaikan urusan lain.

Cempedak mungil itu tersimpan cukup manis di kulkas selama beberapa hari. Kemarin baru teringat, saya belah, dan sakit hati lah saya. Ternyata buahnya masih sangat muda cenderung mentah. Aroma yang tercium saat di toko adalah aroma buah cempedak di sekitarnya yang sudah matang dan berukuran lebih besar dari yang saya ambil. Huhuhu menyesal saya... Masa iya mau dibuang? Kok kesannya membuang-buang sumber daya. Mana harganya lumayan mahal juga.

Akhirnya tanya-tanya teman yang berasal dari Kalimantan. Lumayan banyak informasi cara mengolah cempedak yang saya peroleh. Dan saya mencoba yang paling mudah (tipe pemalas), persis kayak goreng tempe. Cara membuat cempedak muda goreng yang saya praktekkan seperti di bawah ini:



goreng hingga kering dan berwarna kecoklatan, sajikan dengan sambal

Alhamdulilah sekali, cempedak muda goreng ini sangat enak. Laris manis. Rasanya gurih. Selain rasa bawang putih yang dominan, manisnya si buah cempedak muda juga ada loh. Saya kira teksturnya alot, ternyata lembut, kenyal, tidak ada rasa pahit sedikitpun. Gak rugi beli buah cempedak.. buah matang, setengah matang, maupun matang sekali juga bisa diolah kok. Mulai dari asinan, manisan, dibuat kolak dll. Kulit hingga bijinya bisa dimanfaatkan (jangan dibuang).

Sepintas, buah cempedak ini sangat mirip dengan nangka. Tampilan buahnya pun hampir sama baik dari segi bentuk dan warna. Namun tekstur buah dan rasanya berbeda. Tekstur buah cempedak lembut dan lumer di mulut seperti buah durian. Aroma buah cempedak yang matang sangat wangi. Informasi lebih jelas bisa dibaca di wikipedia aja ya... Hmmm saya jadi ingin makan buah cempedak matang lagi....

Yang berkaitan dengan cempedak: Tumis Mandai

Sabtu, 03 Maret 2012

Q&A Smart Parents for Healthy Children (Bab 1A)


Buku terbitan PT. Intisari Mediatama dengan tebal 582 halaman ini ditulis oleh dr. Purnamawati S. Pujiarto, SpAK, MMPed. Cukup lama saya mencarinya baik di toko online maupun offline. Pesan sani-sini tak kunjung dapat. Satu tahun lebih harus menanti dengan sabar. Per tanggal 15 Februari yang lalu akhirnya buku idaman sampai di tangan saya. Itu pun setelah ada tawaran di milis sehat untuk mengumpulkan orang agar penerbit mau mencetak kembali. Dari dua judul buku dr. Wati yang ditawarkan di milis sehat, hanya buku Q&A saja yang diterbitkan. Yaaa.. harus disyukuri lah. Lebih baik dapat satu judul buku daripada tidak sama sekali.

Biasanya saya bisa menamatkan sebuah buku dalam waktu 2-3 hari. Untuk buku Q&A sengaja saya baca lambat-lambat. Saya ingin menyerap semua ilmu yang ada di buku tersebut. Gaya bahasanya sederhana, tanya jawab antar orang tua dan diberi arahan/penjelasan panjang lebar oleh dr. Wati. Di setiap sub bab diberikan catatan penting. Tidak hanya membahas seputar penyakit langganan anak dan pengobatan yang rasional saja tetapi juga membahas tentang parenting. Gak rugi deh beli buku ini. Dijamin!

Hampir dua minggu terakhir saya hanya bisa menamatkan dua sub bab. Dan di blog ini saya ingin merangkum dari apa yang saya baca per sub bab. Mudah-mudahan bisa membantu di kala darurat. Meski bukunya sudah saya warnai di bagian-bagian penting tapi karena belum terstruktur (berupa tanya jawab), saya yakin suatu saat nanti ketika darurat jadi bingung harus membaca di bagian mana. Bab pertama mengupas tuntas seputar penyakit langganan pada anak:

1. DEMAM
  • Demam bukan penyakit, merupakan gejala yang harus dicari penyebabnya. Umumnya karena infeksi dan merupakan salah satu taktik sistem imun tubuh untuk menyerang balik penyebab infeksinya.
  • Demam = peningkatan suhu tubuh di atas 38,3 derajat celcius (DC) lebih dari 24 jam, biasanya suhu tubuh akan turun setelah 72 jam. Peningkatan suhu tubuh ini disebabkan oleh meningkatnya zat pencetus panas yang disebut pirogen akibat adanya infeksi, radang, keganasan, alergi, tumbuh gigi, dll.
  • Tingginya demam tidak berarti penyakitnya parah (gunakan termometer, jangan mengandalkan perabaan).
  • Ciri infeksi virus: panas tinggi, mendadak naiknya, dan biasanya ada pola naik turun (tidak perlu antibiotik!)
  • Salah satu resiko demam adalah dehidrasi (ciri: ubun-ubun cekung, jarang buang air kecil, kulit lambat kembali ketika dicubit). Pencegahan dehidrasi: minum cairan apapun sesering mungkin, bila ada diare beri oralit.
  • Prinsip penanganan demam:
  1. Jangan panik
  2. Amati perilaku anak
  3. Cegah dehidrasi
  4. Kompres air hangat (atau diajak berendam air hangat)
  5. Ruangan dijaga agar tidak panas (pasang kipas angin)
  6. Pakaikan baju tipis
  • Penggunaan parasetamol dalam jangka lama dan sering dapat menimbulkan kerusakan hati (liver), tujuan pemberian parasetamol untuk sedikit menurunkan suhu tubuh dan membuat nyaman (bukan menormalkan suhu tubuh).
  • Ibuprofen tidak dianjurkan untuk anak demam dengan muntah diare, juga bukan untuk anak di bawah usia 6 bulan (fungsi ginjal yang belum sempurna) dan bukan pada anak yg diduga demam berdarah (DB). Menimbulkan iritasi lambung (perdarahan) dan gangguan cerna ( sifatnya asam, mirip aspirin). Kombinasi parasetamol dan ibuprofen dapat meningkatkan resiko perdarahan saluran cerna.
  • Do not treat low grade fever (37,5-38 DC) karena virus tumbuh subur dan marak di suhu rendah.
  • Hubungi dokter bila:
  1. Bayi berusia < 3 bulan dengan suhu tubuh > 38 DC
  2. Bayi berusia 3-6 bulan dengan suhu tubuh > 38,5 DC
  3. Bayi dan anak berusia > 6 bulan dengan suhu tubuh > 40 DC
  4. Kondisi anak memburuk: tidur terus, lemas, sulit dibangunkan (letargi)
  5. Demam selama 72 jam
  6. Susah minum, tidak mau minum, atau sudah dehidrasi
  7. Rewel/menangis terus, tidak dapat ditenangkan
  8. Kejang/kaku pada kuduk leher
  9. Sakit kepala hebat yang menetap
  10. Sesak nafas
  11. Muntah atau diare terus menerus
  • RS dan tenaga medis yang berganti membuat anak cemas, resiko tambahan berupa infeksi nosokomial (infeksi dari RS yang kumannya lebih ganas).
  • Pegangan paling kuat untuk mengetahui kegawat-daruratan adalah kondisi umum anak.
  • Pelukan, belaian, dan ketenangan dari orang tua (terutama ibu) sangat membantu anak mengatasi rasa sakitnya
  • Indikasi rawat inap pada anak:
  1. Kesadaran menurun
  2. Kejang berulang atau durasi kejang lama
  3. Dehidrasi berat
  4. Shock/renjatan
  5. Memerlukan obat intravena
  6. Saat tangis melengking, ubun-ubun besarnya menonjol disertai muntah menyemprot
  • DB disebabkan virus, ciri: trombosit turun, hematokrit naik, sangat lemas, teler berat, mual dan muntah, tidak memiliki gejala khas, demamnya manteng tinggi, tanpa batuk.
  • Dengue shock syndrome (DSS) = sindrom renjatan dengue adalah kondisi DB di mana penurunan deman disertai perburukan kondisi umum. Ciri: nadi lemah, tubuh sangat lemah, pucat, ujung tangan dan kaki dingin, bisa terjadi pembesaran perut (bukan kembung) karena ada perdarahan di dalam perut.
  • Pemeriksaan lab darah umumnya dikerjakan pada:
  1. Demam lebih dari 72 jam dan sudah terbukti bukan ISK
  2. Demam lebih dari 72 jam dengan kecurigaan db
  3. Demam dengan penurunan kesadaran
  4. Demam dengan kejang berulang
  5. Demam dengan tanda-tanda dehidrasi berat
  6. Demam dengan sesak nafas
  7. Demam dengan anemia berat (sangat pucat pada bibir, lidah, kuku, dan telapak tangan)
  8. Demam dengan perbesaran hati dan atau limpa
  9. Demam dengan tanda tanda perdarahan nyata (mimisan, gusi berdarah, bintik bintik perdarahan di bawah permukaan kulit dan memar yang luas, bab hitam, dan muntah darah)
[rangkuman lain bisa dilihat di label Buku QnA]