Rabu, 02 Januari 2013

Berantem

Sudah jadi kebiasaan kalau saya dan suami sering silang pendapat. Bisa ramai lah rumah kami. Kadang dengan intensitas rendah, kadang dengan intensitas sedang, atau bisa juga dengan intensitas tinggi. Saya tidak tahu kami sedang di intensitas mana ketika E-boy tiba-tiba memecah argumentasi kami dengan satu kata sederhana yang diulang dua kali. Karenanya sampai detik ini saya jadi lupa kami ini sedang memperdebatkan apa waktu itu. Mau tahu kata ajaib E-boy?

Kami sedang berdiri berhadapan dengan jarak tidak seberapa jauh. Ekspresi wajah sih biasa saja. Harap dimaklumi namanya saja hanya berdebat bukan bertengkar (gak ada yang perlu dibawa serius). Di suatu titik waktu, E-boy nyeletuk "berantem! berantem!". E-boy mengucapkan kata itu sambil berjalan di antara kami kemudian mengitari ayahnya. Kembali berjalan di antara kami kemudian mengitari saya. Kami yang sedang adu argumen sempat berhenti berkata-kata, saling berpandangan. Dan akhirnya tertawa sambil mengikuti ke mana langkah kaki mungil si E-boy seraya termangu-mangu takjub.

Ternyata anak seupil ini sudah bisa jadi penengah. Meski dengan cara sederhana tetapi tepat sasaran. Mungkin ketika lebih besar lagi, baik usia dan fisiknya, pasti ia akan lebih banyak punya trik untuk mendamaikan dan mempererat ikatan ayah-bunda nya. Tak ada seorang anak pun di dunia ini yang mau kehilangan kasih sayang kedua orang tuanya. Waktu boleh hilang darinya, kebersamaan bisa jadi sangat terbatas. Tetapi dari mata jernihnya, kita tak akan sanggup jauh darinya. Me-nyata-kan cinta. Me-wujud-kan pengharapan. Percayalah!

0 comments: