Rabu, 16 November 2011

Emosi

Hidup gak selamanya seneng, gak selamanya susah. Pas ketemu situasi-situasi gak enak, bisa jadi kita emosional. Duh, susah bener mengontrol emosi. Kita bisa baca segunung teori, kita bisa berguru ke sejuta orang. Hasilnya akan nihil kalau kita gak pernah praktek gimana caranya ngontrol emosi..

Saya bukan bidadari, bukan malaikat, apalagi Tuhan.. Gempang banget emosi naik untuk hal-hal yang sebetulnya lumrah. Pas nidurin anak aja bisa meningkatkan emosi (E-boy susah tidur kawan-kawan,, ada aja ulahnya. Suka menjatuhkan badan ke saya, akibatnya lebam-lebam lah). Iya, udah pinter untuk nahan supaya gak mukul, gak nyubit, gak main fisik lah intinya. Tapi tetep aja ngelempar barang, guling tepatnya *tampang penuh dosa*. Punya anak di usia 2 tahun-an ini gampang-gampang susah. Tantrum menghantui, bagian dari tumbuh kembang anak. Bagaimana menyikapinya pun dengan segambreng teori (yang kadang-kadang raib entah ke mana saat emosi melanda).

Meninggalkan "area pertempuran" sangat membantu saya menenangkan emosi. Mengatur nafas pelan-pelan sampai detak jantung kembali normal dan pikiran kembali terang. Tangisannya pun masih terdengar keras tapi sudah tak cukup membuat saya kehilangan kontrol diri. Saya kembali menghadapi tantrumnya, kembali ke kamarnya, merendahkan badan hingga bisa menatap ke dalam matanya.
Saya: "Erdi, anak penurut?" ----> saya terbiasa mendefinisikan karakter anak
E-boy: "penurut" dengan isak tangis
Saya: "bobo' yuk! Bunda minta maaf ya sayang sudah marah-marah" memeluk erat
E-boy: "bunda maaf, bunda maaf"

The End-

[hari ini harus lebih baik dari hari kemarin!]

0 comments: