Senin, 21 November 2011

Yuk.. Monggo Dimakan..

Akhir-akhir ini suami sering keluar kota secara mendadak. Saya sih berusaha ikhlas dan kuat. Mengurus segala sesuatunya sendiri memang tidak mudah. Apalagi kalau hujan deras, berangin, yang ujung-ujungnya bocor di sana-sini... huwwwaaa...

Lelah tentu saja menghampiri. Tak ada tempat mengeluh. Hanya tingkah laku E-boy yang polos penuh imajinasi menjadi satu-satunya penghibur. Malam itu seperti biasa saya menemani E-boy tidur di kamarnya. Seperti biasa juga bersahabat dengan buku-buku. Eh tak diduga ayah menelepon, berkali-kali untuk menanyakan di mana mencari coklat monggo. Saya jawab "coba tanya ke penjual di sekitar situ. Pasti banyak yang tahu". Tidak mungkin toh kalau tidak ada yang tahu wong itu produk terkenal dari Jogja. E-boy juga sempat berbicara dengan ayahnya. Coklat monggo akan didapat bila E-boy menjadi anak penurut.

E-boy langsung saja bertanya terus menerus kapan coklat monggonya sampai. Saya jawab, besok pagi ketika sudah bangun dari tidur. Teralihkan sejenak perhatiannya. Kemudian E-boy mengambil buku dan bercerita kepada saya.
E-boy: "eeyore"
Saya: "zebra sayang"
E-boy: "zebra.. zebra.. jalan-jalan.. cari monggo"
Saya: "iya, monggo, Erdi tidur dulu ya, besok makan monggo"
E-boy: "matahari.. lagi.. lagi.. tambah.."
Saya: "loh apa? tambah apa?
E-boy: "tambah.. tambah.."
Saya: (bingung) "o bunda tau.. mau nyanyi matahari terbenam?"
E-boy: "iya, nyanyi"
Duo: "matahari terbenam, hari mulai malam, terdengar burung hantu, suaranya merdu.. kukuu..kukuu.. kukukukukukuu.."

E-boy mengambil buku berikutnya. Kemudian bercerita lagi kepada saya.
E-boy: "zebra?"
Saya: "itu singa sayang"
E-boy: "singa bobo', besok monggo"
Saya: "iya sayang, besok dapat monggo setelah bobo' yaa"

Anak saya terlelap juga dengan senyum. Menunggu ayah pulang membawa coklat monggo aneka ukuran, aneka rasa. Ini bukan iklan loh yaa... Hanya menceritakan bahwa anak punya imajinasi yang kadang tak kita duga. Imajinasi yang tak boleh kita batasi. Biarkan anak berfantasi. Izinkan anak-anak bermain sampai puas, jangan batasi keinginannya untuk mencari tahu.

Subuh, beberapa menit sebelum ayah datang. E-boy bangun. Kata pertama yang diucapkannya "monggo". Jangan coba-coba bohong pada anak kecil yaaa.. Ingatannya sangat kuat! Dan saat ayah datang, E-boy senang mendapatkan banyak sekali coklat monggo. Tak disangka, coklat ini dibeli di apotek kimia farma yang berjarak kurang lebih 1 km dari Malioboro. Haa,, sejak kapan coklat jadi obat??


Saya pribadi memang kesulitan mencari coklat ini di Malang. Awal mula saya tahu ya dari milis mpasi rumahan. Waktu membahas jenis dan merk coklat apa yang bagus untuk bayi. Coklat monggo di Malang hanya bisa ditemukan di Lai Lai, itupun kadang kosong. Harus menunggu beberapa waktu untuk mendapatkan jenis coklat monggo yang kita inginkan. Saat suami ke Jawa Tengah, tentunya coklat asal Jogja ini layak untuk dipesan sebagai buah tangan...

Yuk.. Monggo Dimakan..

0 comments: