Minggu, 20 November 2011

Pelajaran Besar

Pengalaman ini terjadi beberapa hari lalu saat saya belanja ke salah satu supermarket di Malang. Seperti biasa saya berangkat dengan uang tunai secukupnya (tips irit ala bu Vera no 1). Tidak disangka solar habis, mampir dulu ke SPBU.

Setelah sampai di supermarket tujuan.. Eh Erdi sedikit berulah. Biasanya duduk manis di troli. Kali ini minta jalan sendiri. Dan ngotot minta mendorong troli. Saya iya-kan saja daripada heboh dan batal belanja. "Terima kasih ya sayang sudah membantu mendorong troli. Erdi anak hebat! Hati-hati loh ya,, dorongnya yang lurus". Begitu ucap saya ke E-boy. Kami jadi pusat perhatian. Tentu saja artisnya adalah E-boy yang saat itu memakai baju batik dan sepatu boots.

Saya membeli keperluan sesuai yang ada di daftar belanja (tips irit ala bu Vera no 2). Boleh lah membeli satu atau dua barang di luar anggaran asal harganya hanya beberapa ribu rupiah saja (jangan beberapa puluh ribu yak, bisa bangkrut ntar). Semua sudah ada di troli saatnya menuju kasir. E-boy ikut ayah dulu sejenak.

Pelajaran besar dimulai saat di kasir. Semua sudah dihitung. Dan saya cukup kaget dengan nominalnya yang melebihi uang tunai yang saya miliki di dompet. Dag dig dug jantung ini. Otak berpikir cepat, hanya ada dua opsi, yaitu meminta suami mengambil uang di ATM atau membatalkan beberapa barang. Reflek saya meminta kasir untuk meneliti kembali.
Saya: "yakin tidak ada yang salah mbak? tolong dicek ulang"
(maksudnya untuk memberi waktu buat saya berfikir langkah apa yang akan saya ambil).
Kasir: "oia mbak (heiii saya sudah ibu-ibu loh!), ada satu barang yang salah hitung, ini ada ikan belanak"
Saya: "harganya berapa itu mbak?"
Kasir: "52.000 mbak"

Untunglah tidak jadi rugi. Tidak jadi ambil uang di ATM. Tidak jadi membatalkan barang yang sudah diambil. Sepertinya lain kali saya harus lebih kritis lagi. Saat di kasir harus melototi satu persatu barang yang dihitung. Bisa jadi bar code-nya yang salah, bisa jadi human error. Pengalaman belanja yang tak akan terlupa ini... Dag dig dug-nya itu loh yang gak kuat ^^,

2 comments:

Diyah Nursanti mengatakan...

tips yg bagus, aku juga selalu bawa uang pas (lebih dikit buat jaga2) klo belanja, dulu juga pernah shock dengan belanja melebihi uang yg tak bawa, setelah dicek bareng kasirnya ternyata seharusnya 1 kg dihitung satu kantong besar,,, untung bawa uang dikit, kalo ga bisa rugi kita..

Oktavera Rahardi mengatakan...

Saya lebih suka berbelanja dengan uang tunai. Terkesan kuno tapi saya merasa lebih aman. Kalau pergi-pergi pun gak pakai perhiasan, cukup cincin kawin aja :D