Senin, 28 November 2011

Tiga Kata Ajaib

Hati ibu mana yang tidak tersentuh ketika apa yang kita ajarkan bisa diserap dengan sempurna oleh anak kita. Saya tidak bosan-bosannya mengajarkan tiga kata: terima kasih, maaf, dan tolong. Kata terima kasih tidak terlalu susah buat Erdi. Tugas saya saat ini meluruskan "acih' menjadi 'terima kasih". Agak berpikir keras juga mengajakan kata maaf dan tolong. Akhirnya saya berusaha menerapkan dua kata itu dalam keseharian saya. Lama sekali dua kata itu tidak segera muncul dari bibir Erdi.

Peristiwa tumbangnya sekeluarga menjadi celah yang cukup baik. Pada mulanya saya tidak tahu harus berbuat apa ketika Erdi mengeluh sakit. Saya hanya bisa mendekapnya sambil berkata "maaf ya sayang". Setiap kali Erdi mengeluh sakit, entah itu perutnya sedang melilit atau gusinya cenut-cenut, hanya pelukan dan ucapan kata maaf yang keluar dari bibir saya. Saya merasa begitu lemah dan tak berdaya.

Hari ini, seperti biasa, hari senin menjadi hari yang cukup melelahkan. Ayah berangkat lebih pagi. Emosi saya belum stabil atas beberapa peristiwa yang cukup menyebalkan. Diare Erdi yang masih jadi momok merupakan beban tersendiri. Ingin menyerah saja. Ingin melakukan berbagai tes. Tapi apalah gunanya hasil lab, saya tetap harus berpatokan pada kondisi Erdi.

GTM menyerang, tantrum menyerang. Saya tinggalkan Erdi di ruang tamu sejenak. Saya tidak ingin marah-marah. Toh anak masih sangat kecil. Bukan porsinya bila menjadi sasaran empuk kelabilan emosi saya. Tak ada suara apapun dari ruang tamu hingga tiba-tiba Erdi menangis menghampiri saya. Saya cek. Olaaalaaa ternyata diare... Saya bawa ke kamar mandi, saya bersihkan badannya, saya gantikan baju bersih. Saya bersihkan sofa ruang tamu (untungnya berbahan oscar).

Mau meledak aja emosi ini. Sempurna sudah hari senin pagi saya. Saya duduk mengatur emosi di ruang tengah. Erdi yang sudah bersih memandangi saya. "Ma.. af" begitu saya dengar suaranya penuh penyesalan. Saya lihat mata jernihnya. Seketika itu juga air mata ini meleleh deras. Saya peluk erat. Saya katakan "bunda sayang Erdi, iya bunda maafkan".

Yes, tinggal satu kata lagi!!

0 comments: