Minggu, 10 Februari 2013

Secuil Pengalaman di RSUD Lawang

Tidak pernah terpikirkan akan menjadi pasien. Pasien RSUD pula. Sedari kecil saya punya pengalaman tidak menyenangkan dengan yang namanya RSU. Pelayanan yang jauh dari kata ramah, wajah ketus, antri aduhai panjang. Lama berjam-jam, juga seperti di ping-pong ke sana ke mari. Kumpulan pengalaman itu lah yang menyebabkan saat dewasa lebih memilih RS swasta atau berkunjung ke ruang praktek pribadi.

Kondisi kesehatan yang tidak bagus per pertengahan januari lalu membuat saya merevisi pengalaman di RSU. Sebuah keterpaksaan bila akhirnya saya terdampar menjadi pasien RSUD Lawang. Tetapi harus disyukuri sebenarnya! Karena dokter spesialis langganan (sejak 2008) saya bertugas setiap hari selasa dan kamis di RSUD Lawang. Hoki bener nih. Saya tak perlu jauh-jauh ke Malang.

Demi penegakan diagnosa, saya membulatkan tekad ke RSUD Lawang. Lokasinya cukup dekat dengan tempat tinggal saya. Kurang lebih 5-10 menit perjalanan. Langkah pertama mengambil no antrian. Kemudian membuat catatan medis baru. Dan ternyata pelayanannya cukup ramah. Dan antrian tidak terlalu panjang. Petugas di sini sangat sabar meladeni pasien jamkesnas tua yang ngotot minta dilayani padahal syarat-syarat yang dibawanya kurang lengkap.

Kurang dari setengah jam saya sudah mempunyai buku catatan medis baru di RSUD Lawang. Dokter tiba kurang lebih jam 9 pagi. No antrian saya tidak lebih dari no 5. Wuaaaah.... Senang sekali. Jadi total waktu yang saya habiskan waktu itu tidak lebih dari dua jam. Enak sekali bukan?! Di luar itu semua saya mendapatkan perhatian dokter spesialis dengan kualitas yang sama dengan di jam praktek pribadinya. Bahkan dokter saya menganjurkan periksa rutin di RSUD Lawang saja dan baru lari ke Malang kalau memerlukan tindakan medis lebih lanjut.

Di luar dugaan, dokter saya ini masih ingat semua kronologis kesehatan saya. Meski samar-samar, maklum catatan medis yang sekarang ini masih putih bersih. Sehingga dokter berusaha mengingat alur kesehatan saya di masa lalu sambil mengkonfirmasi kepada saya. Dan akhirnya membuat pijakan diagnosa dan tindakan atas masalah kesehatan saya yang sekarang ini.

Keluar dari ruang periksa menuju kasir... lebih sumringah lagi saya!! Uang yang saya keluarkan sebesar Rp. 35.000,- dengan rincian Rp. 10.000,- adalah tindakan umum oleh suster (timbang badan, tensi darah, dan cek fisik lainnya) dan Rp. 25.000,- adalah jasa konsultasi dengan dokter spesialis. Kalau di ruang praktek pribadi bisa kena berapa ya sekarang?? Pasti lebih dari seratus ribu ya...

Saya pulang dengan hati lega dan bisa menghemat sekian puluh ribu rupiah untuk menebus obat serta waktu sekian puluh menit lebih banyak untuk beristirahat di rumah. Oia, satu lagi informasi yang cukup menyenangkan... biaya USG sekitar Rp. 20.000,- dan sudah mendapatkan hasil cetak fotonya. Ada yang berminat periksa di RSUD Lawang? Jangan deh ya... Jaga kesehatan baik-baik teman ^_^

[cerita E-boy di hari ini bisa dibaca di Mengantar Bunda ke RS]
[cerita E-baby bisa diintip di Ada dan Tiada]

5 comments:

dee mengatakan...

jaga kesehatan ya...
sepertinya saya akan mendapat kabar baik nih.. :D

Oktavera Rahardi mengatakan...

Mbak @Desy Lestari, sepertinya bukan sesuatu kabar yang baik.. terima kasih.. di cuaca yang panas dingin ini memang kesehatan harus dijaga sebaik mungkin

dee mengatakan...

maaf ya... sok teu nih aq..
get well soon

dee mengatakan...

maaf ya.. aq lg kumat sok tahunya.. hehe

get well soon

Oktavera Rahardi mengatakan...

he he he gpp kok Mb @Desy Lestari, nanti kalau sudah kembali fit akan diceritakan kronologisnya... skr sih belum berani cerita karena masih menunggu perkembangan kondisi sambil menimbang2 mau ambil tindakan medis apa... makasih atas perhatiannya ya Mb :)