Rabu, 19 Juni 2013

Tamping: Realita di dalam Penjara

Beberapa bulan yang lalu saya membaca sebuah cerpen tentang seseorang yang selalu berusaha masuk kembali ke dalam penjara. Tindak kriminalitas yang dilakukannya terbilang sederhana: mencuri baju/celana/jam di sebuah mall. Ternyata dia melakoni peran sebagai pembantu di dalam penjara. Gaji sebagai pembantu di penjara itu lumayan dan bisa mengirimkan uang ke anak istrinya di rumah. Pekerjaannya adalah mencucikan baju tahanan lain (yang berduit) dan memasakkan. Di luar penjara, dia tidak bisa mendapatkan sebuah pekerjaan pun. Sehingga hanya di dalam penjara lah, dia bisa menghidupi anak istri.

Saya cukup terperanggah ketika membaca bagian akhir cerpen tersebut. Mengapa? Karena si penulis menyatakan bahwa cerpennya itu diangkat dari kisah nyata, 80 persen adalah fakta. Bukan ini yang sebenarnya ingin saya bagi. Kisah yang saya dengar langsung dari seseorang berikut juga cukup mengagetkan. Kisah-kisah bagaimana kehidupan penjara yang miris untuk dibayangkan. Singkat cerita, sebaiknya masuk penjara karena kasus pembunuhan. Karena napi dengan kasus pembunuhan akan disegani dan aman dari gangguan napi-napi lain. Sebaliknya, napi dengan kasus pemerkosaan bisa mampus di dalam penjara!! Dihina, dicaci, disiksa oleh napi-napi segedung itu.

Tamping, kata yang baru sekali saya dengar waktu itu menggugah rasa ingin tahu. Disimpan saja rasa ingin tahu itu di dalam hati. Saya simak kisah tamping dengan seksama. Seorang teman dari penutur cerita adalah bekas tentara perang di jaman tahun 60-an. Entah mengapa setelah pulang ke rumah bisa membunuh kedua orang tua kandungnya. Setelah masa tahanannya habis, sempat menghirup udara bebas tetapi akhirnya kembali ke dalam penjara sebagai tamping karena tidak diterima oleh masyarakat. Menurut kesaksian indra pendengaran saya, penghasilan tamping sangat besar bahkan berlebih.

Sehari-harinya, tamping berkeliling penjara memanggul senjata. Bolehlah disebut sebagai bos/preman/mafia yang menguasai napi-napi lain. Tamping ini sangat disegani dan ditakuti oleh seluruh napi. Pendapatannya dari dua arah. Dari pihak polisi yang mempekerjakan sebagai tamping dan juga mendapatkan uang dari napi-napi lain. Coba bayangkan dalam satu penjara ada berapa puluh napi. Kalau setiap napi wajib membayar lima ribu saja kali total napi kali 30 hari, bisa terhitung lah pendapatan minimalnya setiap bulan ya. Berminat menjadi tamping?? he he he....

Sesampainya di rumah, saya segera mencari tahu apa itu tamping. Ternyata tamping adalah singkatan dari tahanan pendamping. Pendapatan yang diterimanya tidak saja uang, tetapi bisa berupa rokok dan barang-barang lainnya. Tamping bebas keluar masuk penjara. Biasanya sih untuk mencarikan titipan barang dari napi lain. Napi lain yang dimaksud pasti napi dari kalangan berduit ya... Yang ogah makan ransum penjara. Yang selalu butuh pulsa dan hiburan atau "hiburan". Kalau masih penasaran dengan kehidupan di penjara, sila melakukan penelusuran sendiri di internet.

0 comments: