puas bener yak? kayak menimang adik bayi aja sih |
Saya hanya mendokumentasikan proses memanen-nya saja. Berikutnya sudah disibukkan oleh E-boy yang kegirangan bermain di lingkungan berbatu dan banyak organisme. Semuanya diamati, riang gembira deh pokoknya. Umbi talas yang didapat dicuci bersih. Dikupas dan dikukus hingga empuk. Sebenarnya suami dan E-boy suka memakan umbi talas begitu saja. Tetapi hingga 3 hari, talasnya tidak kunjung habis.
Sabtu pagi tiba-tiba ada panggilan lagi ke kebun teh. Waduh cukup kebingungan dengan acara mendadak ini. Siang hari, dengan berat badan (terpaksa maksudnya) kami pun melaju naik ke kebun teh. Eh di sana tersedia perkedel talas. Rupanya bapak-ibuk pun bosan makan talas kukus he he he.. Dari satu piring perkedel talas, hanya tersedia tiga butir saja saat maghrib tiba. Jadi,,,, tidak ada foto perkedel talasnya ya teman-teman. Perkedel talas itu masuk ke perut E-boy yang memang belum berpuasa. Cara membuat perkedel talasnya cukup mudah kok:
- Haluskan talas yang sudah dikukus
- Tambahkan bumbu halus yang terdiri dari bawang merah, bawang putih, merica, garam, dan pala bubuk (pala yang diparut), aduk hingga tercampur rata
- Buat bulatan-bulatan atau bentuk yang lain dengan ukuran sesuka hati (boleh kotak, boleh oval, boleh bentuk bintang)
- Gulirkan ke dalam telor yang sudah dikocok
- Goreng hingga kecoklatan
- Siap disajikan
Kelanjutan kisahnya bisa dibaca di Bolanglik-Bocah Petualang Cilik
0 comments:
Posting Komentar