Senin, 08 April 2013

Berpetualang di Galeri Raos Batu

Dikelillingi oleh lukisan-lukisan menjadi kebiasaan selama 6 tahun terakhir. Berbagai pameran lukisan sekitar Malang-Surabaya sudah dinikmati. Mulai dari acara pembukaan pameran lukisan yang biasa-biasa saja hingga acara yang rada ekstrem semacam mempertontonkan body painting dengan model perempuan telanjang adalah lumrah.

di depan galeri, susah berpotret di sini karena posisinya di pinggir jalan

Darah seni (terutama seni lukis) mau tak mau menurun juga pada E-boy. Belum genap tiga tahun, E-boy bermain-main dengan cat minyak. Menghasilkan beberapa lukisan dalam kanvas berukuran kecil. Rasanya tak genap bila tidak mengajak si ganteng E-boy ke sebuah pameran seni. Kebetulan ajakan ke pameran seni datang dari neneknya E-boy.

Tanggal 23 Maret - 6 April 2013 yang lalu kami mendatangi pameran seni di Galeri Raos yang terletak di Jl. Panglima Sudirman no.6 Batu. Gratis! Hanya perlu menyisihkan uang Rp. 5.000,- untuk membeli katalog. Berikut dokumentasi yang berhasil didapatkan:

suasana di dalam galeri, tenang ya (padahal ramai juga pengunjungnya)

E-boy dan lukisan berjudul "Melihat wajah sejarah"

"Cerita Payung"
Entah mengapa hasil jepretan suami tidak sebagus biasanya. Padahal kamera dalam kondisi fit. Hasil foto-foto beberapa menit sebelumya masih bagus dan sangat tajam. Saya berasumsi mungkin karena pencahayaan di ruangan galeri ini yang mempengaruhi hasil jepretan kamera.

Pertama kali memasuki galeri, pandangan mata saya jatuh ke seorang gadis berpayung. Segera saya meminta suami untuk memotretkan saya dan E-boy di depan gadis berpayung. Tidak menyangka hasilnya begitu seram. Gadis tersebut seperti penampakan ya?! Ternyata inilah yang disebut seni instalasi. Dari lukisan dua dimensi digabung dengan payung (benda tiga dimensi) menghasilkan sesuatu yang seolah-olah hidup. Bravo! Suka sekali dengan karya Mas Iwan Yusuf ini.

Saya kutip tulisan menarik dari katalog:
Rumah adalah tempat kita bernaung. Tempat berlindung dari terik matahari dan curah hujan. Namun tidak sekedar itu saja, rumah merupakan ruang untuk mempersatukan keluarga. Membangun sebuah suasana untuk saling menyatu dan berbagi. Sumringah dan buramnya rumah tergantung pula bagaimana si penghuni dalam 'mewarnainya'.
Apapun bentuk rumahnya, semua hanya mengacu pada satu titik, rumah itu selayaknya mampu membangun suasana yang menyenangkan dan menenangkan.

Yang jelas seharian itu bisa mengobati kerinduan saya akan sebuah pameran seni. Sudah hampir 4 tahun tidak bergentayangan di dunia ini. Karena proses kehamilan-melahirkan-menjadi ibu baru. Senang bisa kembali memulai berpetualang ke pameran seni lagi. Semoga beberapa hari ke depan bisa menuliskan tentang pameran lukisan di Gedung Kesenian Malang, dalam rangka hari ulang tahun Kota Malang (yang semakin sesak). Sangat ingin mengunjungi acara tersebut! Ada lukisan nenek E-boy loh. Berdoa saja agar kesehatan saya kembali membaik. Mohon Doa-nya yaa Teman...

[cerita lengkap seharian ini bisa diintip di Berlibur Sederhana dalam Bahagia]

0 comments: