Jumat, 12 Oktober 2012

Semua Rasa ada di Bulan Oktober (jilid 1)

Ulang tahun saya tahun ini sangat berkesan!

Buat saya, tidak ada yang istimewa dengan tanggal kelahiran. Dan saya pun tidak memasangnya di manapun, kecuali di KTP yang memang wajib. Di pagi saya ulang tahun, ada beberapa sanak kerabat dan sahabat yang mengucapkan selamat ulang tahun dan mendoakan yang bagus-bagus, baik via fb maupun ym dan sms. Duh, senang sekali rasanya ketika ada yang mengingat kita lengkap dengan hari lahir kita plus kesukaan kita. Celakanya suami lupa. Tak bisa marah dan biasa saja. Namun hari ulang tahun saya kali ini begitu istimewa karena suami sempat mengantarkan saya dan Erdi pulang ke mama dan papa. Melewatkan pergantian jumlah umur bersama orang-orang terkasih merupakan sesuatu yang sangat berharga dan tak bisa tergantikan oleh apapun. Keesokan hari, suami tersadar ketika melihat tanggalan yang tertera di buku tabungan. Hari itu memang saya meminta tolong untuk menyetorkan sejumlah uang ke bank.

Raut muka suami itu lucu! Kenapa saat itu tidak saya dokumentasikan ya??! Yang jelas sih karena beliaunya langsung memeluk saya erat. Erat sekali. Kemudian menanyakan saya mau hadiah apa. Menjadi kebiasaan buat kami semua kalau tidak ada acara tebak-tebakan. Hadiah ulang tahun boleh dipilih sendiri. Kemudian membelinya bersama-sama. Menikmatinya pun kadang sama-sama. Dua tahun sebelumnya saya memilih barang-barang winnie the pooh. Tapi kali ini saya tidak ingin egois. Pilihan saya jatuh ke tanaman drosera. Hadiah ini akan menjadi pembelajaran buat kami semua. Memelihara sebuah makhluk hidup itu tidak mudah. Ada tanggung jawab dibaliknya. Menanamkan cintah kasih dan mengenalkan Allah yang Esa sebagai satu-satunya pencipta kepada Erdi bisa dilakukan melalui pilihan hadiah ulang tahun saya kali ini.

Transaksi segera dilakukan tetapi nyatanya barang terlambat saya terima. Tidak mengapa asal selamat. Kondisi drosera itu sedikit mengenaskan. Layu dan tangkai bunganya patah. Komplain ke penjual dilayangkan. Dan saran darinya adalah memotong tangkai bunga yang patah. Karena ternyata untuk berbunga malah membuat ukuran drosera mengecil. Saat ini drosera yang semula saya letakkan di gelas sudah dipindahkan ke cawan plastik ukuran mini yang bagian bawahnya dilubangi kemudian cawan plastik tersebut diletakkan di atas piring plastik air yang berisi air matang. Lumayan segar kondisinya sekarang. Sudah mau mengkonsumsi beberapa semut yang sengaja saya masukkan ke dalam cawan plastik (harus dibantu karena masih dalam masa pemulihan). Untuk sementara drosera tidak bisa dipanaskan di bawah terik matahari sampai 4-5 hari mendatang. Semoga sehat-sehat selalau yaaa makhluk mungil nan imut ini...

Di bulan oktober pula, bapak dan ibuk resmi mengudara ke Arab. Menunaikan ibadah haji. Sedikit sedih dan berat rasanya *ngelap air mata*. Sehari sebelum keberangkatan ibuk-bapak, suami terserang sakit perut akut. Mungkin kolik. Sempat muntah. Parahnya, logistik di rumah pas habis. Agenda belanja mingguan menjadi batal. Menghubungi beberapa warung yang menjanjikan pesan antar pun tak bisa diproses karena jauhnya lokasi tempat tinggal kami. Merana dan sengasara,,, malam itu terpaksa pergi bersama suami dan anak untuk mencari makan malam dan sarapan di pinggir jalan. Subuh menjelang, kondisi suami masih 50%. Dikuatkan badan untuk mengantar bapak-ibuk ke KBIH tempat seluruh jamaah haji berkumpul. Haru... Air mata dan segala cerita sakitnya suami terpaksa ditutupi. Cengengesan sepanjang waktu menunggu detik-detik keberangkatan bis menuju asrama haji sukolilo Surabaya. Tidak tega menangis di hadapan ibuk karena tidak ingin ibuk berangkat dengan berat hati dan mata bengkak karena air mata.

Well, di sinilah saya sekarang yang akan sangat sibuk untuk 1-2 bulan mendatang (semoga masih bisa tetep online). Perasaan campur aduk. Tidak jelas mana yang lebih dominan. Siang ini sangat bahagia ketika menerima paket dari seorang sahabat. Paket kejutan berupa winnie the pooh. Saking bahagianya sampai menitikkan air mata *ngelap air mata lagi*. Tetapi menjadi lebih berderai lagi air mata di pipi ketika anak terbangun dengan tangisan dan suhu badan yang ekstrem panasnya. Mencari paracetamol tapi sedang kosong. Termometer digital juga rusak. Hanya bisa menunggu suami pulang dengan titipan berupa obat+oralit+termometer. Harapan awal, suami bisa pulang lebih cepat tapi dering sms saya mengatakan kalau suami pulang lambat karena ada rapat....

BERSAMBUNG

0 comments: