Selasa, 14 Mei 2013

Sesosok itu....

Dulu,,,
Ketika saya masih sangat belia, tepatnya kanak-kanak. Keluarga saya sering kali menerima tamu. Terkadang tamunya tidak tahu waktu. Bisa pagi buta, bisa tengah malam, bisa kapanpun. Sebenarnya saya cukup terganggu. Jam istirahat atau jam belajar menjadi terdiskon. Area privasi tersenggol juga tatkala membantu mama menyiapkan aneka suguhan (kadang saya menolak! tipe anak pemalas sih).

Sudah direpotkan dengan berbagai suguhan dan senyum manis sepanjang menerima tamu, eh tamu tersebut terkesan buru-buru dan tidak kerasan. Saya menyimpulkan dari gelagat istri sang tamu yang selalu mengingatkan sudah berapa jam di sini, sudah jam berapa sekarang, harus ke tempat lain, dan seabrek alasan lain. Itu adalah sesosok yang kurang saya sukai di masa kecil yang terbawa hingga sekarang.

Oleh sebab itu, saya terbentuk menjadi seorang Vera yang membutuhkan sebuah janji terlebih dahulu untuk bertemu. Dan berusaha bertamu di jam-jam yang enak. Menempatkan diri dengan melihat situasi apakah empu rumah sedang repot atau tidak. Apakah anak-anak pemilik rumah terganggu atau malah senang dengan kehadiran kami. Menjaga agar kehadiran kami tidak sangat menganggu.

Namun,
Tidak semuanya berjalan seperti yang kita mau. Sesosok itu, sesosok yang kurang saya sukai itu menjelma dalam diri saya akhir-akhir ini. Dengan tidak adanya kendaraan dalam menyelesaikan segalah urusan, saya dan suami harus pintar-pintar membagi waktu. Naik angkutan umum maupun meminjam kendaraan adalah sama-sama pilihan yang tidak mengenakkan.

Waktu terbuang percuma di jalan. Sehingga dalam satu hari, demi menghemat energi dan waktu serta BBM, saya harus mengatur 5-8 target tujuan. Sukses semuanya? Tentu tidak!! Satu hingga tiga target bisa meleset. Ada banyak faktor. Dan saat di satu target, saya berkali-kali melirik jam. Membuat kalkulasi waktu, perjalanan ke target berikutnya membutuhkan berapa menit dan waktu singgah berapa menit.

Sungguh menyebalkan!! Beban tersendiri loh mengucapkan "sayang, sekarang sudah jam 3". Meski urusan belum selesai, harus dikemas secepat mungkin. Untungnya suami saya adalah tipe yang paham "kode". Tidak perlu saya mengulang dua-tiga kali sehingga kesan buru-buru dan tidak kerasan di sebuah tempat menjadi minimal. Semoga semua ketidak-nyamanan ini segera berlalu...


#Yang masih galau

0 comments: