Sabtu, 07 Januari 2012

ONDE GUNDUL-GUNDUL

Seperti tahun sebelumnya, kami menghabiskan malam tahun baru di gubug (Kebun Teh Wonosari). Tanggal 31 Desember 2011, kami berangkat pagi-pagi sekali demi menghindari macet. Sampai di rumah Lawang, kami menyiapkan perbekalan. E-boy gembira sekali karena bertemu nenek (kakek sudah ada di gubug). Mendapatkan suguhan berupa onde-onde. Onde-onde ini buatan nenek loh... Jadi aman dan sehat! Yakin! 100 % dari bahan terbaik (promosi), rasanya juga enak.

Semua perbekalan siap, mulai dari makanan dan aneka bahan penghangat. Eh kok hujan toh... Mana mobil nenek ternyata dalam kondisi tidak fit. Jeep kami juga demikian, salah satu ban pecah, untung masih ada ban cadangan. Kondisi hujan, juga jalan menuju gubug yang berlanggak-lenggok menanjak, plus lalu lintas yang cukup padat, membuat saya dag-dig-dug sepanjang perjalanan. Sampai di gubug sekitar jam 4 sore. Mobil nenek tidak bisa dimatikan. Mesinnya terus menyala meski kunci sudah di-off-kan, bahkan sudah ditarik keluar. Hujan-hujan deh suami dan kakek membetulkan mobil.

Alhamdulilah akhirnya mesin mobil bisa dimatikan juga. Perbekalan diturunkan. Makanan dibuka semua... Eh ada onde-onde tapi gundul. Ternyata nenek kehabisan wijen. He he he... mulailah aksi kocak E-boy. E-boy berteriak "ONDE GUNDUL-GUNDUL" sambil ketawa menutup mulut. Setelah itu dicomotnya beberapa onde-onde gundul. Saat diralat, E-boy bisa mengucapkan "Onde-Onde Gundul". Melirik di kejauhan.... ada buah nangka! Mumpung hujan sudah reda... yuuuukkk dipetik.... Lumayan buat camilan.












Saya ingin sekali turun untuk memetik buah nangka, apa daya ada E-boy. Takut E-boy tergelincir karena tanah yang becek. Saya memutuskan tetap di gubug sambil mendokumentasikan suami dan kakek-nenek memetik buah nangka. Sudah hampir maghrib waktu itu, kabut mulai datang. Pohon nangka tidak setinggi yang dikira sebelumnya dan ternyata ada sungai kecil di sebelah timur. Akhirnya tangga diganti dengan tangga yang lebih tinggi dan buah nangka diikat dulu dengan tali agar tidak jatuh ke sungai. Taaaaarrraaaaaaa buah nangka didapatkan....

Sepanjang sore itu E-boy tetap berceloteh "ONDE GUNDUL-GUNDUL". Sambil ketawa heboh. Kami mengira tak akan ada pesta kembang api di kebun teh. Hujan kembali turun. Cukup deras. Dingin mulai menyengat. E-boy juga mulai minta tidur. Kami memutuskan tidur (kecuali kakek yang berjaga di teras). Beberapa menit sebelum jam 12 malam, E-boy terbangun. Kakek-nenek juga sudah bangun. Ternyata ada suara kembang api di luar sana. Kami semua menyaksikan pesta kembang api. "Dug-Dug" begitu istilah E-boy untuk kembang api. Saya gemetar kedinginan. Padahal saya sudah pakai baju hangat, jaket bertopi, kaos kaki, tapi tetap terasa dinginnya. E-boy kami selimuti rapat seperti kepompong he he he.... Karena kamera rusak, kami tidak bisa mendapatkan foto-foto kembang api di langit luas, pemandangan kota Malang juga indah loh...


Kami terjaga sampai jam setengah tiga pagi. Setelah itu tertidur pulas. Bahagia rasanya ketika kita dibangunkan oleh mentari pagi yang hangat. Khusus untuk E-boy..... tidak bangun sampai jam 8 pagi. Pertama kalinya doi bangun sesiang itu. Sayangnya, hari senin sudah banyak pekerjaan menanti. Saya dan suami juga E-boy harus pulang ke Malang. Anehnya,, arus lalu lintas menuju kebun teh tidak berhenti. Di depan gubug sampai macet. Kami harus menunggu lalu lintas agak sepi supaya bisa menyebrang jalan menuju Malang. Sampai siang tak ada perubahan, makin banyak saja yang naik ke kebun teh. Nekad juga kami pulang. Macet di mana-mana. Sampai rumah sudah maghrib. Capek tapi senang!!

0 comments: