Minggu, 20 Mei 2012

Buku-Buku, Semuanya Bagus! (Secuil Supernova: Partikel)

Sesuai janji pada diri sendiri. Bulan Mei ini ingin di rumah saja. Mau tak mau. Terpaksa tak terpaksa pun akhirnya saya banyak di rumah. Buku-buku (sebagian besar novel) telah terbaca. TV series jadul juga sudah tamat satu season. Sekarang jadi bingung mana dulu yang akan diresensi. Bagus-bagus sih! Semuanya selalu tersirat makna, ada hal yang bisa dijadikan pelajaran.

salah satu sudut rak buku terisi oleh Supernova

Akhir bulan lalu saya sangat girang ketika mengetahui Supernova 1-4 beredar di toko buku, baik online maupun offline. Langkah pertama sih beli secara online. Apa daya kesulitan melakukan transaksi keuangan. Jadi.... dengan amat terpaksa memburu novelnya Dee itu di toko buku. Dulu, sepuluh tahun yang lalu, saya mejadi peminjam tangan kesekian untuk Supernova 1. Maklum lah masih mahasiswi, belum bisa berfoya-foya dalam membeli buku atau novel. Dibalik semua itu, demi rasa sungkan, saya menjadi pembaca cepat. Supernova 1-4 yang saya borong bulan lalu habis saya baca dalam waktu 5 hari. Masing-masing episode saya baca sehari karena bersifat pengulangan dan penyegaran, kecuali Supernova 4 yang harus saya baca lambat-lambat. Mengapa? Karena saya menemukan tulisan Dee yang berbeda dari yang sebelum-sebelumnya. Saya merasa tulisan Dee di episode ke-4 ini begitu dalam. Entahlah, saya begitu terkunci di dalam kisah Zahra. Tertawa-Menangis-Menyesal jadi satu tumplek blek di pikiran saya. Setelah membacanya, saya terdiam cukup lama. Tulisannya cenderung lembut. Kalau Supernova sebelumnya begitu maskulin, buat saya, dan tak tertebak.

Supernova 4 seakan dekat dengan pemikiran-pemikiran saya tentang gentle birth, ASI, homeschool, juga tentang orang utan di Kalimantan, juga berlatar belakang biologi. Berfokus pada kehidupan fotografer (fotografi selalu menarik minat saya). Sungguh saya dibuatnya menangis tersedu-sedu. Air mata saya menganak-sungai. Deras mengalir. Saya tidak tahu apakah mungkin saya bisa menangis sehebat ini tanpa menonton "Green the Film" sebelumnya?? Yang belum nonton, ayo segera ditonton filmnya. Yang sudah nonton pasti punya sepenggal rasa bersalah, bahwa kita hanya bisa menghela nafas panjang, tak tahu harus bagaimana berperan aktif menolong orang utan itu....

Kembali ke tokoh Zahra,,, satu kalimat dari bu Inga kepada Zahra yang menghantam saya "Jangan bebani hubunganmu dan Sarah dengan hubunganmu dan ayahmu" (hal.257). Yaaaa.. saya ingin membaca Supernova: Partikel ini sekali lagi! Mungkin mulai malam ini sambil menjadi susternya Erdi yang sakit atau entah kapan sesempatnya. Dan berharap episode Gelombang dan Intelegensi Embun Pagi segera lahir ke muka bumi...

0 comments: