Rabu, 23 Mei 2012

Maafkan Saya, Nak

Tadi pagi kami menyempatkan berburu ban. Rencana ini sudah tertunda sejak 2-3 bulan yang lalu. Waktu yang ada hanya 3 jam saja. E-boy yang baru saja reda demamnya sangat antusias. Meminta mandi. Tentu jawabnya tidak! E-boy cukup sikat gigi dan seka saja. Meluncur ke jalanan dengan santainya setelah saya buru-buru memasukkan semua perbekalan, tidak lupa baju cadangan kalau seumpama E-boy muntah (sepertinya harus berterima kasih pada suami yang bersedia membelikan tas super jumbo yang unik dan asli Indonesia, semua barang masuk). Begitu sampai di toko target, baru sadar kalau ban serep yang mau diganti tertinggal di rumah. Kalau begini,, bagaimana memasang ban baru di velg-nya?! Manyun dong jadinya karena pengeluaran pasti jadi bertambah.

Karena sekalian memandikan jeep, kami jadi harus menunggu beberapa saat. Kondisi E-boy yang belum fit betul membuatnya sedikit merasa lelah. Berkali-kali meminta pulang dan tidur di kamar. Saya dan suami bergantian menghibur dan menggendong. Hingga akhirnya saya harus membayar semuanya di kasir. E-boy tidak mau melepaskan diri dari saya. Menangis jerit-jerit. Heboh. Membuat emosi saya hampir meledak. Sementara waktu, E-boy dibawa ayahnya menjauh dari saya. Melihat nominal yang harus saya bayar,, mendadak mata berputar (padahal memang kisaran harganya tidak terlalu jauh dari internet). Ketika saya mendekat ke E-boy. Jerit si ganteng semakin menjadi. Reflek saya mencubit pipi E-boy yang mulai tirus.

Yang namanya anak gak enak badan, dicubit, ya tambah kenceng aja deh tuh tangisnya. Untungnya sih suasana tokonya lengang. Maklum kami datang sesaat toko buka. Belum banyak konsumen. Saya lihat matanya sesaat, lalu saya peluk erat. Duhh... hati saya menyesal luar biasa.... Sampai di rumah, E-boy tertidur di kamar. Tetapi rupanya masih menyimpan dendam ke saya. Suasana hatinya buruk sekali. Diki-dikit teriak. Suami harus ke kampus. Dan saya di rumah, ini lah kesempatan saya memperbaiki keadaan. Saya peluk-peluk, saya cium-cium, saya masakkan makanan yang dimintanya. Dan sekarang meski E-boy sudah melunak lagi, hati saya masih tetap menyesal.. Maaf ya Nak.. Maafkan Bunda yang sudah bertindak emosional pagi tadi.

0 comments: