Minggu, 20 Mei 2012

Catatan Hari ke-13

Hamleta ketahuan hamil justru beberapa jam sebelum melahirkan. Saya berkesempatan memindahkannya ke tempat yang jauh lebih luas dan memberinya serutan kayu yang banyak. Enam ekor bayi hamster lahir dengan selamat. Namun sayang dua ekor mati setengah hari setelah dilahirkan. Asumsi saya sih karena tidak mendapat jatah susu. Maklum Hamleta masih indukan yang pertama kali melahirkan. Masih belum tahu apa yang harus dilakukan. Tidak tahu bagaimana menempatkan bayi-bayi hamster di puting-putingnya secara adil. Saya pun tidak berani berbuat apa-apa. Takut bayi-bayi ini malah dimakan induknya.

Kanibal?
Benar! Hamster adalah binatang yang bisa memakan sesamanya. Kondisi induk hamster yang membunuh anaknya sendiri hampir sama dengan kondisi postpartum deppression (PPD) pada manusia. Kondisi yang tenang, cukup makan, jauh dari gangguan adalah hal-hal yang sangat dibutuhkan induk hamster. Kembali ke cerita bayi-bayi hamster di atas. Tinggal empat ekor bayi hamster. Tiga belas hari ini saya memastikan Hamleta oke. Saya beri makan yang sangat berlimpah. Sesekali saya intip. Setelah itu saya berpura-pura tidak peduli pada mereka.


Hari ke-8, badan bayi-bayi hamster seukuran. Tetapi saya mulai merasa curiga dengan corak warna rambutnya. Ada dua yang putih mulus. Ini pasti albino. Pengalaman sebelumnya (bayi albino Hami Hami Maou Chan mati di hari ke-13) membuat saya menaruh perhatian khusus ke dua bayi albino ini. Hari ke-10 mulai terlihat perbedaan yang sangat signifikan. Akhirnya dengan berat hati saya memisahkan dua bayi yang normal dari Hamleta. Per beberapa jam saya kembalikan untuk menyusu. Itu pun dalam pengawasan ketat agar bayi albino tidak terinjak oleh bayi normal. Setelah menyusu, kedua bayi hamster sehat kembali ke dalam pengasuhan saya (seru juga loh).

Dengan perawatan yang saya lakukan tersebut. Tidak memperpanjang nyawa bayi hamster albino. Saya amati tidak ada perubahan sedikit pun. Bahkan mata yang seharusnya mulai terbuka di hari ke-10 tidak terjadi pada dua bayi hamster albino ini. Sedih sekali! Mata itu tampak cekung. Tak ada bola matanya. Hari ke-11, menjadi hari terakhir buat satu bayi albino. Saya mulai mencari informasi di beberapa forum. Ternyata memang benar kalau bayi hamster albino ini sangat rentan dan mudah sekali mati (sangat rentan terhadap cahaya). Saya masih sangat berharap pada bayi albino yang lainnya. Mungkin dengan perhatian Hamleta pada satu bayi akan bisa membuatnya hidup, meski buta.

Dua bayi hamster yang normal semakin gendut. Tingkahnya semakin lucu. Suka berkelahi sesamanya. Berebut kwaci atau makanan lain yang saya berikan (apel/milet/timun). Sungguh lucu melihat pipinya semakin menggembung berisi cadangan makanan. Bayi albino yang tinggal satu tampak lincah. Berlarian ke sana ke mari. Mulai berusaha makan apel. Saya sedikit lega karena bayi albino terlihat aktif. Sungguh di luar dugaan kalau sore ini (hari ke-13) dia mati. Padahal sebelumnya masih makan apel dengan lahap. Masih mau menyusu induknya.

Dan akhirnya dua bayi hamster normal telah kembali ke dekapan Hamleta seutuhnya. Gak pakai acara dipisah-pisah lagi. Banyak pelajaran berharga dari hamster. Dari caranya menyiapkan diri menuju proses melahirkan hingga bagaimana menyusun tempat tinggal yang sesuai dengan kebutuhannya selama menyusui. Sungguh tertampar rasanya kalau kita mengeluh capek, pegal, linu saat menyusui 3-4 jam. Padahal si Hamleta bisa menyusui bayi-bayinya nonstop 4 hari tanpa jeda. Dia makan dan minum saat menyusui. Pipi digembungkan maksimum dengan makanan. Gundukan makanan lain disimpan tak jauh dari sumber air dan tempat menyusui. Makan dan minum sambil menyusui. Yang jadi misteri adalah gimana urusan ke kamar mandi yak???

0 comments: