Senin, 06 Februari 2012

Koki Amatir

Memasak dan sibuk di dapur awalnya adalah sebuah keterpaksaan. Demi menghemat uang belanja tentunya. Tapi seru juga. Cocok buat saya yang suka bereksperimen dan mudah bosan. Meski saya masih koki amatiran tapi saya punya fans berat. Suami dan anak. Yang tanpa mereka, masakan saya tak akan ada yang menghabiskan. Termasuk urusan menghias makanan versi Jepang yang lucu dan imut-imut itu, saya lakoni juga.. Foto-foto yang saya posting di sini adalah beberapa bentuk yang sempat difoto sebelum masuk perut (sebagian besar lupa difoto, langsung dicomot suami dan anak).

Meski capek pun tetap membuat makanan kok buat keluarga. Apreasiasinya itu loh yang bikin ketagihan. Mencandu dan bikin sakaw! Seperti sabtu yang lalu, kami menyelesaikan urusan pajak dan membayar tagihan bulanan. Kemudian mampir ke book fair. Lumayan dapat buku murah buat suami dan E-boy. Pulangnya sih yang pasti teler berat. Kena macet dan puanas terik matahari yang menyengat. Istirahat sebentar kemudian saya mencoba fry pan pooh yang baru saja sampai sehari sebelumnya. Saya membeli secara online karena memang fry pan yang saya punya sudah rusak (dirusakkan suami tepatnya). Kebetulan saja bentuknya winnie the pooh. Harganya terjangkau lah! Karena saya masih amatir dan ingin mencoba fry pan baru, maka saya memakai pancake mix. Ternyata pan fry ini tidak seperti punya saya yang dulu, yang anti lengketnya tidak berfungsi. Puas sekali dengan hasil coba-coba pertama ini. Pancake bentuk kepala poohnya cakep bener, saya olesi dengan madu dan ditaburi gula halus. Saya langsung teriak "difoto dulu!!".


Fry pan saya yang dulu itu lengket, saya kesulitan membalik pancake. Hasilnya gak bagus sama sekali. Sedikit gosong dan tepi pancakenya jadi tidak rata *kecewa*. Akhirnya fry pan yang lama itu teronggok begitu saja dan digunakan suami untuk melelehkan lilin. Lelehan lilin panas dimasukkan ke dalam pieces rubik (kebayang gak?). Dengan sedikit kesabaran,,, saya mendapatkan fry pan baru dengan bentuk kepala winnie the pooh, anti lengket betulan pula hihihihi....


Foto di bawah ini adalah koleksi lama. Jauh sebelum E-boy lahir. Jadi jangan ditanya yaa bagaimana resepnya. Lupa total. Yang diingat hanyalah pujian enak dari suami dan piring yang bersih tanpa sisa pancake sedikitpun. Padahal sedikit pahit di bagian yang gosong.


Sedikit demi sedikit bento tools yang saya punya itu banyak juga. Kebanyakan beli karena tidak sengaja melihat di mall. Salah satunya ya di bawah ini. Maksud membelinya adalah untuk menggantikan fry pan lama yang lengket itu. Saya coba untuk membuat telor ceplok sebagai permintaan maaf kepada suami karena telah membuat rubik 7x7x7 menjadi serpihan kecil-kecil. Untung rubiknya bisa dirakit kembali (sepertinya dalam waktu dua jam). Tapi saya belum pernah mencobanya untuk membuat pancake. Kapan-kapan deh saya coba.


Bagian paling mengerikan sekaligus menyenangkan adalah saat mempelajari teknik memotong. Saya ini kan takut sekali dengan pisau. Jadi belajar bikin bentuk sosis yang lucu-lucu begini untuk menghilangkan ketakutan saya akan pisau. Sumpah belum hilang!! Berkurang aja sih kadarnya dan tetap tidak berani pakai pisau yang tajam sekali. Walau saya punya pisau winnie the pooh dengan gagang berwarna kuning, tetap saja sehari-hari memakai pisau ukuran mini dengan ketajaman di bawah standar.

Bikin sosis seperti foto di atas itu gampang loh. Hanya perlu kesabaran aja di awalnya. Sekali lagi karena punya fans berat dan fanatik. Bentuk-bentuk tersebut belum sempurna disusun sebagai bento tapi sudah musnah duluan masuk perut suami dan anak. Indahnya menjadi koki amatir...

0 comments: