Sabtu, 03 Maret 2012

Q&A Smart Parents for Healthy Children (Bab 1A)


Buku terbitan PT. Intisari Mediatama dengan tebal 582 halaman ini ditulis oleh dr. Purnamawati S. Pujiarto, SpAK, MMPed. Cukup lama saya mencarinya baik di toko online maupun offline. Pesan sani-sini tak kunjung dapat. Satu tahun lebih harus menanti dengan sabar. Per tanggal 15 Februari yang lalu akhirnya buku idaman sampai di tangan saya. Itu pun setelah ada tawaran di milis sehat untuk mengumpulkan orang agar penerbit mau mencetak kembali. Dari dua judul buku dr. Wati yang ditawarkan di milis sehat, hanya buku Q&A saja yang diterbitkan. Yaaa.. harus disyukuri lah. Lebih baik dapat satu judul buku daripada tidak sama sekali.

Biasanya saya bisa menamatkan sebuah buku dalam waktu 2-3 hari. Untuk buku Q&A sengaja saya baca lambat-lambat. Saya ingin menyerap semua ilmu yang ada di buku tersebut. Gaya bahasanya sederhana, tanya jawab antar orang tua dan diberi arahan/penjelasan panjang lebar oleh dr. Wati. Di setiap sub bab diberikan catatan penting. Tidak hanya membahas seputar penyakit langganan anak dan pengobatan yang rasional saja tetapi juga membahas tentang parenting. Gak rugi deh beli buku ini. Dijamin!

Hampir dua minggu terakhir saya hanya bisa menamatkan dua sub bab. Dan di blog ini saya ingin merangkum dari apa yang saya baca per sub bab. Mudah-mudahan bisa membantu di kala darurat. Meski bukunya sudah saya warnai di bagian-bagian penting tapi karena belum terstruktur (berupa tanya jawab), saya yakin suatu saat nanti ketika darurat jadi bingung harus membaca di bagian mana. Bab pertama mengupas tuntas seputar penyakit langganan pada anak:

1. DEMAM
  • Demam bukan penyakit, merupakan gejala yang harus dicari penyebabnya. Umumnya karena infeksi dan merupakan salah satu taktik sistem imun tubuh untuk menyerang balik penyebab infeksinya.
  • Demam = peningkatan suhu tubuh di atas 38,3 derajat celcius (DC) lebih dari 24 jam, biasanya suhu tubuh akan turun setelah 72 jam. Peningkatan suhu tubuh ini disebabkan oleh meningkatnya zat pencetus panas yang disebut pirogen akibat adanya infeksi, radang, keganasan, alergi, tumbuh gigi, dll.
  • Tingginya demam tidak berarti penyakitnya parah (gunakan termometer, jangan mengandalkan perabaan).
  • Ciri infeksi virus: panas tinggi, mendadak naiknya, dan biasanya ada pola naik turun (tidak perlu antibiotik!)
  • Salah satu resiko demam adalah dehidrasi (ciri: ubun-ubun cekung, jarang buang air kecil, kulit lambat kembali ketika dicubit). Pencegahan dehidrasi: minum cairan apapun sesering mungkin, bila ada diare beri oralit.
  • Prinsip penanganan demam:
  1. Jangan panik
  2. Amati perilaku anak
  3. Cegah dehidrasi
  4. Kompres air hangat (atau diajak berendam air hangat)
  5. Ruangan dijaga agar tidak panas (pasang kipas angin)
  6. Pakaikan baju tipis
  • Penggunaan parasetamol dalam jangka lama dan sering dapat menimbulkan kerusakan hati (liver), tujuan pemberian parasetamol untuk sedikit menurunkan suhu tubuh dan membuat nyaman (bukan menormalkan suhu tubuh).
  • Ibuprofen tidak dianjurkan untuk anak demam dengan muntah diare, juga bukan untuk anak di bawah usia 6 bulan (fungsi ginjal yang belum sempurna) dan bukan pada anak yg diduga demam berdarah (DB). Menimbulkan iritasi lambung (perdarahan) dan gangguan cerna ( sifatnya asam, mirip aspirin). Kombinasi parasetamol dan ibuprofen dapat meningkatkan resiko perdarahan saluran cerna.
  • Do not treat low grade fever (37,5-38 DC) karena virus tumbuh subur dan marak di suhu rendah.
  • Hubungi dokter bila:
  1. Bayi berusia < 3 bulan dengan suhu tubuh > 38 DC
  2. Bayi berusia 3-6 bulan dengan suhu tubuh > 38,5 DC
  3. Bayi dan anak berusia > 6 bulan dengan suhu tubuh > 40 DC
  4. Kondisi anak memburuk: tidur terus, lemas, sulit dibangunkan (letargi)
  5. Demam selama 72 jam
  6. Susah minum, tidak mau minum, atau sudah dehidrasi
  7. Rewel/menangis terus, tidak dapat ditenangkan
  8. Kejang/kaku pada kuduk leher
  9. Sakit kepala hebat yang menetap
  10. Sesak nafas
  11. Muntah atau diare terus menerus
  • RS dan tenaga medis yang berganti membuat anak cemas, resiko tambahan berupa infeksi nosokomial (infeksi dari RS yang kumannya lebih ganas).
  • Pegangan paling kuat untuk mengetahui kegawat-daruratan adalah kondisi umum anak.
  • Pelukan, belaian, dan ketenangan dari orang tua (terutama ibu) sangat membantu anak mengatasi rasa sakitnya
  • Indikasi rawat inap pada anak:
  1. Kesadaran menurun
  2. Kejang berulang atau durasi kejang lama
  3. Dehidrasi berat
  4. Shock/renjatan
  5. Memerlukan obat intravena
  6. Saat tangis melengking, ubun-ubun besarnya menonjol disertai muntah menyemprot
  • DB disebabkan virus, ciri: trombosit turun, hematokrit naik, sangat lemas, teler berat, mual dan muntah, tidak memiliki gejala khas, demamnya manteng tinggi, tanpa batuk.
  • Dengue shock syndrome (DSS) = sindrom renjatan dengue adalah kondisi DB di mana penurunan deman disertai perburukan kondisi umum. Ciri: nadi lemah, tubuh sangat lemah, pucat, ujung tangan dan kaki dingin, bisa terjadi pembesaran perut (bukan kembung) karena ada perdarahan di dalam perut.
  • Pemeriksaan lab darah umumnya dikerjakan pada:
  1. Demam lebih dari 72 jam dan sudah terbukti bukan ISK
  2. Demam lebih dari 72 jam dengan kecurigaan db
  3. Demam dengan penurunan kesadaran
  4. Demam dengan kejang berulang
  5. Demam dengan tanda-tanda dehidrasi berat
  6. Demam dengan sesak nafas
  7. Demam dengan anemia berat (sangat pucat pada bibir, lidah, kuku, dan telapak tangan)
  8. Demam dengan perbesaran hati dan atau limpa
  9. Demam dengan tanda tanda perdarahan nyata (mimisan, gusi berdarah, bintik bintik perdarahan di bawah permukaan kulit dan memar yang luas, bab hitam, dan muntah darah)
[rangkuman lain bisa dilihat di label Buku QnA]

0 comments: